Jumat, 12 Agustus 2022

*BATU KUTUKAN DARI TANAH JAWA*

Inggris menduduki Jawa selama lima tahun sejak tahun 1811 di bawah kepemimpinan Sir Stamford Raffles sebagai Gubernur Jawa. Raffles menugaskan Kolonel Colin Mackenzie yang cakap, seorang insinyur militer dan surveyor, untuk melakukan survei geografis, ekonomi, sejarah dan budaya pulau Jawa.
Dalam perjalanan surveinya ia menemukan sejumlah artefak termasuk Prasasti Sanggurah. Dengan persetujuan dan bantuan dari bupati setempat, ia mencabut batu itu dan mengangkutnya dengan gerobak ke Surabaya. Raffles kemudian mengirimkannya ke Calcutta sebagai hadiah untuk bos dan pendukungnya Lord Minto, Gubernur Jenderal India. ada 2 prasasti yang di kirim kepada lord Minto yaitu Prasasti Sangguran dan Prasasti Pucangan. Dan yang terkirim ke tempat Lord Minto adalah Prasasti kutukan dari desa Sangguran itu dan terkenal dengan nama MINTO STONE.
Prasasti Pucangan tetap berada di kalkuta dan terkenal dengan nama CALCUTA STONE.
Pada akhirnya Prasasti Sangguran  dikirim ke Skotlandia dan dipasang di taman rumah di Perkebunan Lord Minto di mana batu itu bertahan sampai sekarang..
Ini adalah lempengan batu berusia ribuan tahun, tinggi dua meter dan berat hampir empat ton yang dikenal orang Indonesia sebagai Prasasti Sangguran, atau Prasasti Sanggurah. Itu tertulis dalam bahasa Jawa kuno, atau Kawi, dan tampaknya menunjuk desa setempat sebagai Sima atau wilayah administratif dan memberikan hak tertentu kepada penguasa setempat. Bagian yang paling menarik adalah kutukan, deskripsi panjang tentang nasib mengerikan bagi siapa pun yang berani memindahkan batu dari tempatnya. 
Dari terjemahan kasar yang saya lihat sepertinya hukumannya antara lain dikeluarkan isi perutnya. dimakan harimau, digigit ular, disambar petir, dicabik-cabik raksasa, ditenggelamkan, dibuang ke empat penjuru angin dan tidak BISA berreinkarnasi ...bereinkarnasi sebagai orang gila.
tanpa mengindahkan kutukan ini, batu itu telah dipindahkan  dari posisi aslinya di pinggiran Malang dan sekarang berada di taman sebuah pondok di Roxburghshire, Skotlandia. 

*Adakah yang menderita kutukan?*

Lord Minto  tidak pernah melihat dan menginjakkan kaki di Skotlandia karena dia meninggal segera setelah pensiun dari India. Bupati setempat di Malang yang membiarkan batu itu dicopot juga meninggal secara tidak wajar. Adapun Raffles, ia mengalami banyak nasib buruk dalam hidupnya termasuk kematian istri dan empat anaknya karena penyakit tropis dan ia pensiun dalam aib dan dikejar oleh perusahaaannya East India Company..
benar atau cuma kebetulan silahkan dinilai sendiri...
*@eko rawont220813*
DARI BERBAGAI SUMBER