Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 Desember 2015

KESEBELAS





Wiswarupa Darsana Yoga

"kulihat Engkau dalam wujud tak terbatas di segala penjuru
dengan tangan, perut, muka, dan mata tak terhitung jumlahnya
tetapi aku tak melihat akhir, pertengahan, dan permulaan-Mu
O Tuhan, seru sekalian alam, O rupa alam semesta"



Adalah bab kesebelas dalam kitab Bhagawadgita. Bab ini terdiri dari 55 sloka. Dalam bahasa Sanskerta, viśvarūpa berarti wujud semesta. Dalam bab ini, Kresna menunjukkan wujudnya yang sebenarnya kepada Arjuna, setelah Arjuna diberikan penglihatan dewata. dalam bab ini dideskripsikan bahwa wujud semesta Kresna sangat luar biasa, agung, tak terbatas, memenuhi angkasa, dan cemerlang.
Bhagawadgita bab kesebelas ini   mendeskripsikan wujud semesta Kresna dengan berbagai tangan, perut, dan wajah yang tak terhitung jumlahnya. Dideskripsikan pula dengan mahkota, gada, dan atribut mewah lainnya yang tersebar di mana-mana. Wujud semesta Kresna juga dihiasi dengan taring-taring mengerikan. Para manusia berduyun-duyun memasuki mulut-Nya, dan yang tersangkut langsung remuk menjadi abu. Kresna menjelaskan bahwa ia juga adalah sang waktu, penghancur dunia. Ia turun ke dumi untuk memusnahkan para manusia yang jahat. Setelah menunjukkan wujud semestanya, Kresna kembali ke wujud manusia nya.....

***********
Bab XI

Visvarupa Darsana Yoga

Arjuna berkata:

Oleh rahasia tertinggi berupa wejangan yang berkenaan dengan sang Diri, yang telah Engkau berikan kepadaku atas anugerah-Mu, sekarang keragu-raguanku telah hilang.

Kelahiran dan kepunahan segala sesuatunya telah kudengar secara rinci dari-Mu, wahai yang bermatakan seperti bunga daun teratai (Krsna), demikian pula keagungan-Mu yang abadi.

Benarlah apa yang telah Engkau nyatakan tentang keberadaan diri-Mu, wahai Penguasa Tertinggi; tetapi aku berkeinginan untuk menyaksikan wujud Ilahi-Mu, wahai Purusottama (Krsna)

Wahai Prabhu (Krsna), bila Engkau berpendapat bahwa itu dapat aku saksikan, mohon perlihatkan kepadaku Sang Diri Abadi tersebut, wahai Yogesvara (Krsna)

Sri Bhagavan bersabda:

Saksikanlah kini wujud-Ku, wahai Partha (Arjuna), ratusan, ribuan, berbagai jenis gambaran Ilahi dengan berbagai ragam wujud dan warnanya.

Lihatlah para Aditya, Rudra, Asvin kembar dan juga para Marut, wahai Bharata (Arjuna), banyak keajaiban yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Sekarang disini, lihatlah seluruh alam semesta, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak serta apapun yang ingin kamu saksikan, wahai Gudakesa (Arjuna), semuanya menyatu dalam diri-Ku

Tetapi engkau tak akan dapat menyaksikan Aku dengan mata manusiamu itu. Aku akan memberimu mata supra natural, lihatlah kekuasaan Ilahi-Ku

Sanjaya berkata:

Setelah berkata demikian, wahai sang Raja, Hari sebagai Yogesvara kemudian memperlihatkan Wujud Ilahi dan Tertinggi-Nya kepada Partha (Arjuna)

Dengan banyak mulut dan mata, dengan banyak visi luar biasa, banyak perhiasan ilahi serta senjata terhunus. Dengan mengenakan kalung rangkaian bunga dan pakaian surgawi, dengan wewangian dan minyak surgawi, yang semuanya gilang gemilang menakjubkan, tak terbatas, dengan muka menghadap ke segala arah.

Bila sinar ribuan matahari sekaligus bercahaya semarak di angkasa, itu mungkin menyerupai kesemarakan dari Perwujudan yang sangat agung tersebut.

Di sana Pandava (Arjuna) menyaksikan seluruh alam semesta dengan berbagai macam bagian yang dikumpulkan jadi satu pada badan dewanya para dewa

vishvarupa

Kemudian ia, Dhananjaya (Arjuna), yang tersentak perasaannya dengan rasa kagum dan bulu romanya berdiri, membungkukkan kepalanya kepada Yang Kuasa dengan tangan mencakup dalam bersembah, lalu berkata:

Arjuna berkata:

Dalam Wujud-Mu, wahai Tuhan, aku melihat seluruh dewa dan juga berbagai tingkat keberadaan, demikian pula Brahma sang pencipta yang duduk pada singgasana teratai dan semua orang bijak dan para naga surgawi.

Aku melihat-Mu dalam wujud tak terbatas pada segala sisi, dengan tangan, perut, muka dan mata yang tak terhitung banyaknya, tetapi aku tak melihat akhir, pertengahan, dan permulaan-Mu, wahai Penguasa Alam Semesta dengan Wujud Universal.

Aku melihat-Mu dengan mahkota, gada, cakram yang berkilau-kilauan di mana-mana bagaikan kilatan sinar yang sulit untuk membedakannya, yang gemerlapan pada semua sisi dengan pancaran nyala api dan matahari, yang tak ada bandingannya.

Engkau adalah Yang Abadi, Yang Tertinggi yang harus diwujudkan. Engkau adalah tumpuan akhir dari alam semesta dan Engkau adalah pengawal dharma yang kekal. Kupikir Engkau adalah Pribadi Tertinggi.

Aku memandang-Mu sebagai tanpa awal, pertengahan ataupun akhir, dengan kekuasaan tak terbatas, tangan yang tak terhitung banyaknya, dengan bulan dan matahari sebagai mata-Mu, dengan muka bagaikan nyala api, yang pancarannya membakar alam semesta ini.

Ruang antara surga dan bumi terliputi oleh-Mu saja, demikian pula seluruh penjuru semesta, wahai Mahatman (Krsna), ketika wujud-Mu yang menakutkan, menakjubkan itu terlihat, ketiga dunia ini gemetar ketakutan.

Di sana sekelompok besar para dewa memasuki-Mu dan beberapa kelompok lain dalam ketakutan dengan cakupan tangan memuja-Mu dan kumpulan para rsi serta para siddha menyerukan kata “svasti”, dan memuji-muji-Mu dengan kidung-kidung pujian.

Para Rudra, Aditya, Vasu, Sadhya, Visvedeva, Asvin kembar, Marut dan para Usmapa (roh leluhur) serta para Gandharva, Yaksa, Asura dan para Siddha, yang semuanya kagum memandang-Mu

Melihat wujud-Mu yang mahaagung dengan mulut dan mata yang banyak itu, wahai Mahabahu (Krsna), dengan banyak sekali lengan, paha dan kaki; dengan banyak perut ditambah dengan taring yang sangat mengerikan, seluruh alam semesta gemetaran, demikian pula Aku.

Ketika aku melihat-Mu yang menyentuh langit, yang cemerlang dengan berbagai warna, dengan mulut yang terbuka lebar dan mata lebar bersinar, hati kecilku gemetar ketakutan dan aku merasakan ketidakmantapan dan kedamaian, wahai Visnu.

Ketika aku melihat mulut-Mu yang mengerikan dengan taring-taringnya seperti kobaran api pralaya, aku kehilangan arah dan tak menemukan kedamaian. Wahai Penguasa para dewa, tempat berlindung segenap alam semesta, berbaik hatilah padaku.

Disini semua putraputra Dhrtarastra bersama-sama dengan para raja lainnya, demikian juga Bhisma, Drona dan Karna bersama dengan para panglima perang di pihak kami. Semuanya berduyun-duyun masuk ke dalam mulut-Mu yang menakutkan dengan taring-taring yang mengerikan. Beberapa orang tersangkut diantara gigi-gigi terlihat dengan kepalanya yang remuk jadi tepung.

Seperti arus sungai-sungai yang banjir mengalir menuju lautan, demikian pula para pahlawan dunia manusia ini berlomba-lomba masuk ke dalam mulut-Mu yang menyala berkobar-kobar.

Bagaikan kerumunan ngengat yang beterbangan masuk ke dalam kobaran api untuk musnah di sana, demikian juga manusia berlarian masuk ke dalam mulut-Mu dengan sangat kencangnya untuk kehancuran mereka sendiri.

Melahap seluruh alam semesta pada segala sisi dengan mulut-Mu yang menyala berkobar-kobar, Engkau menjilat semuanya. Sinar-Mu yang menggelora memenuhi segenap alam semesta dan membakarnya dengan kilauan cahaya yang dashyat, wahai Visnu (Krsna)

Beritahukanlah kepadaku siapakah yang berwujud menyeramkan ini. Aku bersujud kepada-Mu Dewata Agung, ampunilah aku. Aku ingin mengetahui Engkau, yang Maha Esa, karena aku tidak mengetahui kegiatan-Mu ini.

Sri Bhagavan bersabda:

Aku adalah waktu (kala), sebagai pemusnah alam dunia yang tumbuh menjadi masak dan terlibat di sini dalam memusnahkan dunia ini. Bahkan tanpa kegiatanmu, seluruh pasukan yang berdiri dalam formasi tempur ini akan musnah semuanya.

Oleh karena itu, bangkitlah engkau dan raihlah kemenangan. Taklukkan musuh-musuhmu dan nikmatilah kerajaan yang makmur sejahtera. Sebenarnya mereka semua telah Aku musnahkan; sedangkan engkau hanyalah alat belaka, wahai Savyasacin (Arjuna)

Bunuhlah Drona, Bhisma, Jayadratha, Karna dan para pahlawan agung lainnya, yang semuanya telah Aku musnahkan. Janganlah gentar; bertempurlah dan engkau harus menaklukkan musuh-musuh dalam peperangan ini.

Sanjaya berkata:

Setelah mendengar ucapan Kesawa (Krsna) seperti itu, Kiritin (Arjuna) dengan cakupan tangan dan gemetaran, kembali bersujud dan membungkukkan dirinya dengan sangat ketakutan mengucapkan suara tersendat gemetaran kepada Krsna:

Arjuna berkata:

Wahai Hrsikesa (Krsna), benarlah bahwa dunia merasa bergembira dan senang dalam memuliakan-Mu. Para Raksasa lari ketakutan ke segala arah dan semua kumpulan para siddha bersujud di hadapan-Mu, bersembah.

Dan mengapa mereka tidak memberi-Mu penghormatan, wahai Mahatma (Krsna), yang lebih agung dari pada Brahma, pencipta pertama? Wahai Keberadaan Takterbatas. Penguasa para dewa, tumpuan alam semesta; Engkau adalah abadi, keberadaan dan bukan keberadaan dan yang melampauinya.

Engkau adalah Pribadi Pertama, Yang Pertama dari para dewa, sebagai Tumpuan Alam Semesta yang Tertinggi. Engkau adalah yang mengetahui dan yang harus diketahui serta menjadi tujuan utama. Dan oleh-Mu jualah alam semesta ini diliputi, wahai Yang Berwujud Semesta

Engkau adalah Vayu (dewa angin), Yama (dewa kematian), Agni (dewa api), Varuna (dewa laut), dan Sasarika (bulan) dan Prajapati (leluhur semua mahluk). Bagi-Mu kuucapkan Svasti, svasti ribuan kali. Svasti, svasti berkali-kali

Sembah sujud di depan-Mu, di belakang-Mu, pada segala sisi-Mu; kekuasaan-Mu tak terbatas dan tak terukur kekuatan-Mu, wahai Semuanya ini. Engkau meliputi segalanya ini, sehingga Engkau adalah Semuanya ini.

Terhadap apapun yang telah kukatakan kepada-Mu dengan kasar, dengan berpikir bahwa Engkau adalah kawanku dan tak menyadari akan keagungan-Mu, wahai Krsna, wahai Yadava, wahai Kawan; semuanya berasal dari kealpaan dan mungkin karena keakraban saja. Dan apapun kekurangsopanan yang telah kulakukan pada-Mu dalam senda gurauan ketika bermain atau di tempat tidur, ketika duduk-duduk atau pada saat makan sendirian maupun bersama yang lainnya, aku memohon kepada-Mu, wahai Acyuta (Krsna), ampunan dan maaf yang tak terkira banyaknya.

Engkau adalah Bapak dari dunia yang bergerak maupun yang tak bergerak, Engkau adalah obyek pemujaan dan guru yang dimuliakan. Tak ada yang menyamai-Mu, sehingga mana mungkin ada yang lebih agung dari pada-Mu di ketiga dunia ini, wahai Engkau yang tak tertandingi.

Oleh karena itu, dengan membungkukkan badanku di hadapan-Mu, Yang Maha Mulia, aku mohon berkah-Mu. Ya Tuhan Engkau harus memandangku sebagai seorang ayah pada anaknya, sebagai seorang teman dengan teman, sebagai seorang kekasih dengan yang dikasihinya.

Aku telah menyaksikan apa yang sebelumnya belum pernah kusaksikan dan Aku merasa senang, tetapi hatiku gemetar ketakutan. Perlihatkan kepadaku wujud-Mu yang sebelumnya. Wahai Tuhan dan berbaik hatilah, wahai Penguasa para dewa dan Tumpuan Alam Semesta Raya ini.

Aku ingin menyaksikan-Mu semula, dengan mahkota, gada dan cakra di tangan; dalam wujud-Mu yang berlengan empat, wahai perwujudan semesta.

Sri Bhagavan bersabda.

Dengan anugerah dan melalui kekuasaan-Ku, wahai Arjuna, telah Kuperlihatkan kepadamu wujud tertinggi yang cemerlang, semesta tak terbatas dan paling utama, yang tak seorangpun pernah menyaksikannya, kecuali engkau sendiri.

Bukan dengan kitab suci Veda, pelaksanaan kurban, belajar, amal sedekah, upacara seremonial ataupun dengan melakukan tapah, Aku dapat dilihat di dunia manusia oleh siapapun juga kecuali engkau, wahai Kurupravira (Arjuna)

Semoga engkau tidak menjadi takut, maupun kebingungan dalam menyaksikan wujud-Ku yang menakutkan itu. Bebaskanlah dari rasa takut dan bersenang hatilah, lihatlah kembali wujud-Ku yang semula.

vishvarupa2

Sanjaya berkata:

Setelah berkata demikian kepada Arjuna, Vasudeva (Krsna) memperlihatkan kembali wujudnya yang semula. Sang Mahatma setelah kembali mengenakan wujud welas asih-Nya yang menenangkan ketakutan Arjuna.

Arjuna berkata:

Menyaksikan kembali wujud manusia-Mu yang lemah lembut, wahai Janardana (Krsna), aku kini telah menjadi tenang kembali seperti sebelumnya.

Sri Bhagavan bersabda:

Wujud-Ku itu yang sungguh-sungguh sulit untuk melihatnya, telah Engkau saksikan. Bahkan para dewa sekalipun senantiasa berharap untuk dapat menyaksikan wujud itu.

Dalam wujud yang telah engkau saksikan tadi. Aku tak dapat disaksikan baik melalui kitab suci Veda maupun melalui pelaksanaan tapa ataupun dengan amal sedekah atau upacara kurban.

Tetapi dengan pengabdian yang tak tergoyahkan kepada-Ku, wahai Arjuna, Aku dapat diketahui dan benar-benar dilihat dan juga diselami, wahai Paramtapa (Arjuna)

Ia yang bekerja untuk-Ku, ia yang memandang Aku sebagai tujuannya dan memuja-Ku, terbebas dari keterikatan, ia yang bebas dari kedengkian terhadap semua mahluk, ia akan sampai kepada-Ku, wahai Pandava (Arjuna)

Di sini berakhir bab XI, percakapan yang berjudul: VIsvarupa Darsana Yoga




Sabtu, 22 November 2014

fana


Beberapa hari yang lalu saya mendapat pesan terusan WA dari teman akrab SMA. Pesan itu memberitahukan tentang keadaan kesehatan salah satu teman ex SMA 234 yang saat ini sedang meregang sakit karena melawan  kangker. Beritanya adalah kangker tersebut sudah menjalar sampai hati dan paru-parunya. Sayapun jadi teringat dengan keadaan ibu. beliaupun  2 tahun yang lalu juga harus menjalani operasi pengangkatan payudaranya. dan melakukan kemo dan kemo yang berulang-ulang hingga merontokkan rambut putihnya.Nana nama teman saya ini,sekarang terbaring di salah satu RSD di Jogja sudah tidak mau lagi "di apa-apain lagi". Iapun pasrah siap melewati apa yang akan terjadi.

***************

Selama ini saya berusaha mencoba mengerti tentang paparan hidup kehidupan. mencoba pula memahami tentang realita kesadaran dengan iluminasi hayalan tentang kriteria ideal. hidup sebagai manusia adalah keterbelengguan jiwa yang bebas pada jasad yang fana.
Fana adalah keterbatasan akan sesuatu. jasad menua lalu mati berkubang tanah. Sakit,ketersisihan, kesedihan,ketidak pastian,ketergantungan,sebuah "bundling" yang tak bisa dipisahkan.
Dan manusia terbagi dalam dua jenis apabila di bedakan dari kesadaran berpikirnya ;yaitu orang yang awam dan orang yang berilmu  dan berkesadaran.

...........Dados grêbanipun manusa punika namung wontên kalih warni, inggih punika: ngawam kalihan: kas. Nanging tiyang kas punika wontên ingkang sawêg maligi kas, wontên ingkang sampun kawas utawi kawasul kawas. Ingkang dipun wastani saya mindhak kawruhipun punika, saya waspada dhatêng jatining gêsangipun, ing ngriku saya wijang kalihan raganipun, saya bênggang kalihan raganipun, ngantos sampun botên mawi uwas-uwas malih panganggêpipun bilih:<Sêrat Andhaning Gêsang, 18-19 ,Prawiraatmaja,SOLO 1931 DRUKKERIJ & BOEKHANDEL "KALIMASADA">

....jadi jenisnya manusia itu hanya ada dua macam,yaitu :ngawam (awam) dan Kas(kawas dari kata kawaskita =berilmu). Akan tetapi orang kas ada yang baru menginjak Kas ada pula yang sudah Kawasul kawas. Yang sudah di katakan semakin bertambah pengetahuannya (Kawasul kawas )adalah, semakin memperhatikan terhadap kesejatian hidupnya, di situ semakin jelas dengan jasadnya.semakin  berjauhan dengan tubuhnya,Sehingga sudah tidak ada rasa kawatir dalam pemikiran batin.ketika pribadi seseorang sudah bisa membedakan antara wadag dan ruh maka  hal tersebut otomatis  akan tercapai. raga adalah ketidak pastian ia tidak abadi.sebaliknya dengan ruh ,ia bersifat pasti juga abadi.tidak lekang dengan waktu jarak,tidak terjebak dalam bentuk juga kekakuan. berujud tanpa batas dalam harmoni.

raga iku dudu aku, aku iki dudu raga, sakèhing bêbaya iku mung bisa ngênani marang raga, ora bisa ngênani marang aku. Mila tiyang kas punika sabarang lampahipun, sampun sagêd angangge kaol sakèh, inggih punika gadhah kasantosaning sêdya. Purun anglajêngakên tindakipun, sanadyan manggih bêbaya ngantos dumugi ing pêjah dipun têmpuh. Awit ingkang pêjah muhung raganipun, pribadinipun langgêng gêsang waluya maha mulya tanpa kara-kara
<Sêrat Andhaning Gêsang, 19 Prawiraatmaja,SOLO 1931 DRUKKERIJ & BOEKHANDEL "KALIMASADA">
Raga itu bukan saya.Saya bukan raga,dari banyak bahaya itu hanya bisa mengenai raga, tetapi tidak dengan jiwa saya. Maka orang Kas itu  disetiap langkahnya sudah dapat memakai "haul saheh",yaitu mempunyai kesentosaan keinginan. Mau meneruskan langkahnya, walaupun didepan bahaya.walaupun sampai matipun akan di lalui. Bagaimanapun yang mati adalah hanya raganya,ruhnya akan abadi terus  hidup waluya maha mulya tanpa kara-kara.

Dalam pemikiran kesufian" Syeh lemah bang" tersirat di dalam suluknya,Suluk syeh siti jenar,bahwasanya sejatinya kehidupan kita dalam kehidupan kita sekarang adalah kematian. karena kemerdekaan kita terampas dengan terjebak dalam wadag .wadag yang terkungkung dalam keterbatasannnya. Kenyataan adanya surga dan neraka benar adanya. Ia hadir dalam keseharian kehidupan manusia didunia ini.

"Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup langgeng selamanya, dalam hidup ini adalah ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak, dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung.

 Hidup itu bersifat baru dan dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ini merupakan barang pinjaman, yang jika sudah diminta oleh yang mempunyai, akan menjadi tanah dan membusuk, hancur lebur bersifat najis. Oleh karena itu panca indera tidak dapat dipakai sebagai pedoman hidup. Demikian pula budi, pikiran, angan-angan dan kesadaran, berasal dari panca indera, tidak dapat dipakai sebagai pegangan hidup. Akal dapat menjadi gila, sedih, bingung, lupa, tidur dan sering kali tidak jujur. Akal itu pula yang siang malam mengajak kita berbuat dengki, bahkan merusak kebahagiaan orang lain. Dengki juga akan menimbulkan kejahatan, kesombongan yang pada akhirnya membawa manusia ke dalam kenistaan dan menodai citranya. Kalau sudah sampai sedemikian parahnya manusia biasanya baru menyesali perbuatannya.

Apakah tidak tahu bahwa penampilan bentuk daging, urat, tulang, dan sumsum busa rusak dan bagaimana cara Anda memperbaikinya. Biarpun bersembahyang seribu kali setiap barinya akhirnya mati juga. Meskipun badan Anda, Anda tutupi akhirnya kena debu juga. Tetapi jika penampilan bentuknya seperti Tuhan, apakah para wali dapat membawa pulang dagingnya, saya rasa tidak dapat. Alam semesta ini adalah baru. Tuhan tidak akan membentuk dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat dunia ini dua kali dan juga tidak akan membuat tatanan baru.

Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari selain Allah. Oleh karena itu lafal allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, di situlah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan oleh Allah kepada makhluk-Nya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, ”maksudnya bukanlah engkau yang melempar, melainkan allah yang melempar ketika engkau melempar.

 Di dunia ini kita merupakan mayat-mayat yang cepat juga akan menjadi rusak dan bercampur tanah. Ketahuilah juga bahwa apa yang dinamakan kawulo-gusti tidak berkaitan dengan seorang manusia biasa seperti yang lain-lain. Kawulo dan Gusti itu sudah ada dalam diriku, siang dan malam tidak dapat memisahkan diriku dari mereka. Tetapi hanya untuk saat ini nama kawula-gusti itu belaku, yakni selama saya mati. Nanti kalau saya sudah hidup lagi, gusti dan kawulo lenyap, yang tinggal hanya hidupku sendiri, ketentraman langgeng dalam Anda sendiri. Bial kamu belum menyadari kata-kataku, maka dengan tepat dapat dikatakan bahwa kamu masih terbenam dalam masa kematian. Di sini memang terdapat banyak hihuran macam warna. Lebih banyak lagi hal-hal yang menimbulkan hawa nafsu. Tetapi kau tidak melihat, bahwa itu hanya akibat panca indera. Itu hanya impian yang sama sekali tidak mengandung kebenaran dan sebentar lagi akan cepat lenyap. Gilalah orng yang terikat padanya. Saya tidak merasa tertarik, tak sudi tersesat dalam kerajaan kematian, satu-satunya yang ku usahakan ualah kembali kepada kehidupan.

Bukan kehendak, angan-angan, bukan ingatan, pikir atau niat, hawa nafsupun bukan, bukan juga kekosongan atau kehampaan, penampilanku bagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, napsu terhembus ke segala penjuru dunia, tanah, api, air kembali sebagai asalnya, yaitu kembali menjadi baru.<140 ajaran & pemikiran Syekh Siti Jenar,Ahmad Zacky Syafa,Penerbit Visi 7, 2007,ISBN 9791630305, 9789791630306>


Syekh Siti Jenar lahir sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M . keberadaannya sebenarnya dikaburkan oleh sejarah masa lalu. pengkaburan sejarah ini berkaaitan dengan politik masa lalu.politik pada masanya, dimana pada saat itu beliau dianggap sebagai penyebar agama islam yang sesat. keberadaannya dianggap sebagai batu kerikil pelebaran kekuasaan  kerajaan demak bintoro. Yang pada  saat itu didukung oleh wali songo. penggunaan penyebaran  agama islam sebagai salah satu cara untuk memperlemah  kekuasaan kerajaan  Majapahit. Terlepas dari kontroversi itu,   ajaran  syeh siti jenar adalah bentuk kemerdekaan cara berpikirnya.
Dalam sebuah naskah klasik ketoprak asal usul syeh siti jenar adalah dari orang biasa,kawula alit,lokal yang berkesadaran berpikir berbeda dari orang kebanyakan,

 “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika den, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia berdarah kecil saja (rakyat jelata), bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….<serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1>.

Saya tidak mau terkukung dalam polemik asal-usul tersebut.Karl marx menyebutkan bahwa manusia adalah pembuat sejarah. dalam artian manusia harus merubah sejarahnya sendiri.Walaupun dalanm proses ini sering terhambat dalam determinan-determinan tertentu.

Men make their own history, but they do not  make just as they please, they do not make it under circumstances chosen by themselves, but under circumstances directly encountered, given and transmitted from the past.<"The Eighteent  Brumaire of Louis Bonaparte", Karl  Marx,Selected Work" vol 1.op.cit.p 247>
Manusia membuat sejarahnya sendiri, akan tetapi daya kemauannya tidak merdeka, manusia tidak hidup dalam suatu keadaan yang mereka dapat memilih, melainkan hidup dalam keadaan masyarakat yang ditemuinya, yakni keadaan-keadaan yang diwarisi dari masa lalu.

Kemudian angan saya teringat ketika  "syeh siti jenar " dengan merdekanya membebaskan ruhnya terbebas dari belenggu wadagnya menuju alam keabadian. Disaksikan oleh para wali songo di Masjid Demak.  Kemudian diikuti oleh para murid-murid terkasih syeh lemah bang itu.
Warnanen kang lagya layar, Seh Siti Jenar amusthi , nutup nupus napas-napas ,panggulungnya rahsa muksis , ngukut munggeng dimagi , gyan kayad kayun munpakun ,pecat yayah cancala , pleng pulastha Jeng Sitibrit , wus tan kena kinira kacakrabawa.
Tetep pratelaning Kuran,hidajakka ajalidin,layatah kiru sangatan,tegese rapal puniki,tatkala prapteng pati,tan darbe karsa samenut,mengkono kodrattollah,kang muktasbilla alatin,tan ketara Ijrail angambil nyawa.<Pupuh VII, sinom ,1-2,Suluk Syeh Siti Jenar>



sebenarnya kehidupan dan ajal ini adalah hak setiap manusia. Ia berhak menentukan akan menjalani ataupun mengakhiri. Hanya bagi sebagian kita masih belum tahu bagaimaana menuju tirta maya. Seperti mereka yang telah lama menyandang sakit raga.Dan ingin segera mengakhirinya...
dalam koridor perenungan agama maka ini tentulah dianggap salah. Dan salah atau benar bukan kita yang  boleh menilainya. Karena Akal Okol akan berbeda dengan Rasa..
 Lalu terdengar  keras di kuping saya  terikan keras William Wallace dalam film "bravehearth": "FREEDOOMM" sebelum kapak algojo itu  memisahkan kepalanya.......

 *************

Saya baca lagi  pesan WA itu :
"Mas minta doanya...Kangker sudah menjalar sampai hati dan paru-paru.Mbak nana sudah tidak mau diapa-apain lagi. Mbak Nana sudah putus asa. mas. Semoga mbak Nana diberikan yang terbaik..."

 Kehilangan adalah kepedihan. Berbahagialah engkau, wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan apa-apa......(syeh siti jenar, 829 H/1348 C/1426 M )
eko rahmawan.11.2014


Kamis, 12 Desember 2013

Hujan sudah berhenti sedari tadi.




Hujan sudah berhenti sedari tadi. Yang kudengar adalah hening.  bangun dari tidur pulas. Residu kaplet paramex yang aku untal tadi sore terasa. kantuk luar biasa.dingin setelah hari hujan enaknya adalah segelas teh panas.tidak manis.pekat.dan natural.
Apa yang istimewa di pagi ini. Istimewanya aku masih hidup. Istimewanya aku masih diberi waktu.bukannya anugerah adalah kesempatan jika kita  MASIH di berikan waktu! Dalam segala hal !
subuh ini aku bangun. Tanpa teh panas  disamping.air mineral adalah tetap kawan terbaik saat ini.hayalan boleh minum teh hijau yang diseduh panas-panas. Kenyataan nya adalah botol air mineral berdiri menjulang  kedinginan. Itulah REALITA.
Kata-kataku berputar dari ujung keujungnya lagi karena KEKIKUKAN.untuk mengucapkan sebuah kata : “Selamat Ulang Tahun ,Nak.”sebuah kata  yang sulit untuk diucapkan karena aku sudah terlanjur sebagai ORANG ASING. Kehadiran ku tak akan menjadikan sebuah kejutan menarik. Karena sesungguhnya aku  adalah Hantu. Sebuah SUBYEK yang realitasnya ada tetapi keberadaannya harus disembunyikan .katakan lah DIHAPUS.dengan kata TIADA. Keberadaannya adalah mimpi buruk ! Dijauhi!
Hem aku  bersatu dalam helaan napasku sendiri.sebuah pertanyaan  yang harus  aku jawab ketika  ditanyakan : KEMANA SAJA ENGKAU SAAT  ITU? Jujur aku tidak bisa jawab.pertanyaan dasar sederhana.kalo engkau Tanyai  itu sekali lagi. Aku Pasti diam. BUNGKAM.
Laku lakon yang harus dijalani, inginnya teh  panas,realitanya adalah sebotol air mineral dingin.inginnya muncul  realitanya harus sembunyi. REALITA ADALAH REALITA. HADAPI.
sepertinya aku adalah nelayan yang sabar menentang badai.selalu sabar menunggu ombak.mengarung alur angin. Menngendalikannya untuk mencapai tujuan. Si Kahlil Gibran menuliskan : “Aku telah mempelajari keheningan dan banyak bicara.Toleransi dengan tidak toleran,serta kebaikan dan ketidak baikan; anehnya aku berterima  kasih kepada guru-guru itu.”
Sungguh  apa yang harus di takutkan terhadap Penolakan. Pembedaan. Penghinaan. Diremehkan. Di ludahi. Di pukuli. Di rendahkan. Itulah realitas yang menguatkan. Akuilah itulah yang membuat  aku tetap berdiri sampai sekarang.
Ehm jika ada waktu aku akan berterima kasih  pada mereka . mereka yang telah menyingkirkan aku. Mereka yang telah meninggalkan disaat aku dalam kubangan. Mereka yang tidak percaya bahwa : AKU BISA !Mereka  adalah guru –guru sejati. Mereka telah memberikan hadiah yang begitu indah.tanpa mereka hidup tidak akan lebih bermakna daripada sekarang.
Oh ya selamat ulang tahun nak….diantara Kekikukan sikapku ada doa yang dipanjatkan. Selamat, Sehat, dan Sejahteralah. Biarlah yang tak bernama tetaplah tak bernama…kalanya tepat aku pasti datang…..”selamat ulang tahun Nak “.percayalah bahwa  keajaiban itu ada.

 Surabaya 12.12.13 @rawont.




Sabtu, 31 Agustus 2013

just40



just fourty


pagi pagi kita pigi
jangan lupa bawa piti
pamit juga sama istri

ayo kita pergi
kemon lagi
itu sibleki
jangan mogok lagi

walo waktu kita
so plenty
klo pulang
jangan dini hari

itu si bini
mulutnya bawel
sekali

daripada dilempari
tikar sama istri
lebih baik
kembali pagi2

klo diusir
tak usah kuatir
tidur aja
di kursi

sambil mengenang
bekas pacar
yang ada di
luar negeri

e rahmawan,08,2013

Senin, 12 Agustus 2013

RONIN DAN RIDER SEBUAH RENUNGAN TENTANG MERDEKA




Dalam buku ke enam , Matahari dan Bulan, “MUSASHI”(1935) karya Eiji Yoshikawa, diceritakan Musashi menghadap seorang pejabat negara ,yang dipertuan Sakai Tadakatsu, kedatangan ronin desa itu adalah karena ia merupakan salah satu kandidat jago pedang yang akan menjadi guru para Shogun. Dalam perjalanannya menuju tempat pejabat tersebut terjadi pergolakan didalam alam pikiran Musashi.Pada prinsipnya ia ingin menolak pengangkatannya sebagai pelatih pedang Shogun itu. Akan tetapi karena jasa baik para temannya ia tidak bisa menolak permintaan itu...
pagi itu ia tak bisa meloloskan diri dari perasaan bahwa kalau ia berpuas diri dengan kedudukan tinggi,cita-citanya  mengenai jalan itu ( jalan pedang ) akan gugur”....
Musashi tidak mau terikat dalam sebuah lingkaran kekuasaan.Kekuasaan akan menjadikan rantai pengikat kaki. Ia tak mau jadi pendukung tentara barat atau timur. Jalan baginya adalah JALAN PEDANG. Musashi adalah dirinya sendiri.Kesucian jalannya adalah :penerapan ilmu pedang demi perdamaian....
Pagi itu Musashi berpakaian resmi kebesaran dengan berkuda cantik yang berpelana indah ,menuju ke benteng melalui jalan yang terang benderang oleh sinar matahari pagi....

********************************

Saya teguk air minuman dalam gelas itu. Seusai pelaksanaan buka bersama dengan para Adventure Rider(AR). Malam itu 3 pentolan AR berkumpul di basecamp “Slendro Merah Putih (SMP)“ yaitu tempat kakak saya. SMP bukan kelompok atau klub.Slendro MP hanyalah ajang dimana kami yang sevisi disatukan. Penamaan Slendro bukan karena itu “sesuatu “ yang nyeleneh waton atau celelekan serta selenge'an., BUKAN itu! Slendro karena ia adalah salah satu warisan budaya bangsa kita .Dan merupakan salah satu tangga nada yang paling unik dan tertua didunia ini. Dan semangat nenek moyang kita yang menciptakan tangga nada Slendro ini yang harus kita “uri-uri “. Semangat DARE TO BE DIFFRENT, DARE TO RESPECT THE DIVERSITY .
Hanya saja karena kita menganut paham GATHOLUCU maka di gathok-gathok ake dadi lucu : maka jadilah selogan kami “Seneng LelungaN Dolan Rombongan. “
Merah Putih ARTINYA : berani karena benar, DARE BECAUSE IT'S ALL RIGHT! DARE BECAUSE IT'S SAVETY! Maka jangan kaget kalo jargon yang kita pakai adalah : WANI OPO ORA? Selama keyakinan kita mengatakan berani,dan itu memang memungkinkan kenapa tidak?
Bapak bangsa kita Soekarno dalam bukunya "Penyambung lidah rakyat" mengatakan merah putih adalah lambang kehidupan. merah mewakili darah manusia juga hewan,putih melambangkan getah tumbuhan,
merah mewakili jasad ,jasmani, badan yang bersifat kasat mata, sedangkan putih mewakili ruh yang bersifat tak terlihat atau ghoib. dalam kehidupan keseharian masyarakat jawa warna putih dan merah senantiasa hadir dalam setiap proses kehidupan dari lahir hingga mati. bubur merah dan bubur putih selalu hadir dalam setiap kegiatan serimonial orang jawa.  Bahkan dalam rapalan kesealamatan ala orang jawa warna -warna ini disebutkan. "bawang abang bawang putih setan ora doyan demit ora ndulit,sluman slumun selamet..."

AR maupun SMP mempunyai kesamaan visi, kita sama-sama menyukai berkendaraan dalam sebutan kami “MENGEXPLOR” satu daerah menggunakan sepeda motor . ADVENTURE RIDER maupun SLENDRO MERAH PUTIH tidak terikat dalam klub sebuah merek sepeda motor itulah kesamaannya.
Masalah jalan aspal ataupun tanah bukan masalah lagi tentunya.

sore itu event BUKA BERSAMA ADVENTURE RIDER di Pandaan, berlangsung dengan meriah,sekitar 26 simpatisan dari berbagai daerah menyemarakkan acara tersebut, tercatat yang hadir Rider Pasuruan, Rider Mojokerto,Rider Sidoarjo,Rider Surabaya,Rider Malang, Rider Pandaan dan satu tamu dari jauh Rider Bali. 
Dalam suasana langit temaram kota Pandaan di sebuah lapangan kosong di depan basecamp  SLENDRO MERAH PUTIH  yang biasanya merupakan ajang cross  , kami menggelar tikar berkumpul makan dan tertawa bersama...dalam  sebuah lingkaran kami berkenalan dan bersatu dalam suasana persaudaran tanpa mempedulikan apa klub kami apa jenis motor kami,apa merek motor kami..itulah semangat yang diimpikan para nenek moyang kita pencipta tangga nada SLENDRO. “DARE TO BE DIFFRENT, DARE TO RESPECT THE DIVERSITY “.
Seorang rider pernah berdikusi dengan saya tentang pembatasan kebebasan seorang Rider,ketika ia menjadi satu anggota sebuah klub maka ia tak boleh gabung dengan klub yang lain. Maka saya katakan itu satu hal yang Naif, kenapa kita yang dikatakan sudah MERDEKA sejak 68 tahun yang lalu mau dikotak-kotakkan dalam perpecahan. Dan rider itu mengatakan itu satu hal yang sulit. Saya pun mengatakan dalam nada jokes saya :”itu akan gampang ketika anda sudah berkacamata google transparan dan tidak berkacamata kuda,lagi....”

Saya yakin seorang Youk Tanzil Ring Of Fire tak akan bersemangat mengelilingi negri ini beserta dengan putra-putra nya untuk mengenalkan keaneka ragaman ritus ,kultur,adat budaya , dan alam Indonesia, jika tidak berbekal semangat menghormati perbedaan. Menghargai sebuah perbedaan sebagai suatu hal yang unik. Saya yakin sekali mereka adalah orang- orang toleran yang berpegang teguh pada filsafat sang sastrawan masa lalu “ Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu juga yaitu Indonesia....

Dalam rongga pemikiran saya RIDER adalah seorang RONIN ia bebas menentukan jalannya.tentunya dalam koridor yang bersemangat bendera Merah Putih. Berani karena Benar. Melangkah dalam rambu-rambu kebenaran. Dan jalan apapun yang ditempuh entah itu landai, curam,atau menanjak beraspal,berlumpur,ataupun berbatu cadas adalah mutlak hak asasi pilihan setiap RIDER.....MERDEKA!

*******************************************

Setelah lama menunggu Musashi di ruang anggrek ,Yang Dipertuan Sakai Tadatsu datang,beliau berkata pada ronin desa Mimasaka itu, bahwa pengangkatannya sebagai instruktur pedang shogun dibatalkan karena adanya keberatan dari dewan sesepuh karena reputasi buruk tentang musashi yang didengarnya. Sebagai bentuk rasa simpatinya ia berkata:” Barangkali saya agak lancang,tapi saya mendengar anda punya minat akan seni,ini luar biasa untuk seorang samurai seperti anda, Saya ingin memperlihatkan karya anda pada Shogun ,Saya pikir seorang samurai yang terhormat tidak akan menghiraukan segala ocehan orang banyak, dan tidak meninggalkan kata tanpa kemurnian jiwanya...”
sambil berfikir tentang apa maksud kata-kata Sakai Tadatsu, ia menyiapkan alat lukis dan cat untuk lukisan yang diminta oleh si tuan rumah.dan untuk menghormati hari yang amat penting itu , Musashi memutuskan untuk membuat satu lukisan yang cocok untuk dilihat Shogun atau siapapun.

Sakai Tadaktsu kembali ke ruangan tunggu, sambil menatap lukisan yang masih basah,Lukisan tentang dataran Musashino,ditengahnya terdapat matahari terbit bulat besar,berwarna merah menyala,yang menggambarkan integritas keyakinan diri Musashi.selebihnya dibuat dengan tinta untuk menangkap rasa musim gugur didataran itu. Sakai Takadatsu menatap lama pada lukisan itu dan berkata pada diri sendiri : “Kita telah lepaskan seorang harimau kedalam hutan belantara”.

Dikejauhan Musashi berjalan dengan mantab meninggalkan benteng itu...
oleh E.rahmawan.untuk Jurnal kecil Rawont dan Slendro Merah Putih @2013

Jumat, 15 Februari 2013

Derai Derai Cemara






























Derai-derai cemara
Karya Chairil Anwar (1949)

Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan di tingkap merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda-nunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta dan sekolah rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

Selasa, 16 Oktober 2012

Ciptoning kahula


bulan  belum  sempurna..

Daunan dilem terbakar, aromanya menyebar memenuhi bahana. Kabut bercampur debu, menyatu dengan asap hio, bertebaran diantara bebatuan,pohon-pohon besar, diantara tanda-tanda sejarah di pegunungan Indrokilo.Tercatat dalam lakon “Begawan Ciptoning “,cerita pewayangan yang menjadi sumber ngudi kawruh budhi selain “dewa rutji “ dan “serat kalimo sada “


Dikisahkan dalam lakon begawan ciptoning, Arjuno bertapa brata memohon kepada Gusti kang akarya jagat untuk memberikan kemenangan pada pendawa , Saat nanti perang baratayuda digelar di tegal kuru setra. Dananjaya nama lain dari arjuno, menanggalkan baju ksatrianya,baju zirah, tameng waja, gendewa, cemeti anak panah serta pusaka dan kesaktiaannya.  
Madeg , Mantep , Minandhita....
Di pegunungan Indrokilo ini Janaka, mengganti namanya menujadi Begawan Mintoraga. Karena kegenturannya menjalankan tapa, Begawan Mintoraga dipanggil Ciptoning. Ciptoning berarti pikiran yang hening. Mintoraga adalah raga atau tubuh yang berdoa.menembah mring gusti...

hio dihidupi disetiap petilasan,oleh para peziarah.
Langit bertaburan bintang,sesekali terlihat satu dua bermain mata,berkedipan. Bulan belum sempurna, bentuknya seperti mata kucing siam berwarna kuning kehijauan. Langit bersih terang menerangi jalanan terjal menanjak empat puluh lima derajat. Membuat kami terpaksa mendorong sepeda motor kami. Broomviet satu dua bertumbangan karena OVER HEATING!

tanjakan berat menanjak
lebih baik di dorong saja
Suara kenalpot mengaum-aum membangunkan dhemit, tetekan,wewe gendruwo, kuntilanak dan segala siluman yang bermukim dilereng Indrokilo..

 ooooomm...
jalma pinilih, pethingane manungsa, pitatane dumadi...
  ... pana pranaweng kapti, tan samar pamoring....

suksma, sinuksmaya winahya ing ngasepi.....

warana, sinimpen telenging kalbu, ...
tarlen saking liyep-layaping aluyup....
ooooomm... 

filsafat Jawa akan bersemayam dalam sanubari

Manusia berjiwa agung, yang tidak kaget atas
segala perubahan sosial, karena dalam dirinya 

hatinya selalu terang bender`ng.

dan...Layar kesadarannya
akan memantulkan aura kewibawaan....

@ rawont untuk jurnal kecil saya...




berpose sebelum berangkat
melepas dek agar speda tidak rusak....


beristirahat di pos 1

istirahat di satrio nanggung


seorang bapak yang merangkap jadi  peternak kambing etawa
seorang bapak yang merangkap jadi  buruh paberik
seorang bapak yang merangkap jadi  simpei karate...


seorang bapak yang merangkap jadi  eksekutif security


 bro dar dan bro bud  didepan gapura indro kilo sebelum ke puncak

menuju ke puncak indrokilo

duduk di kursi bung karno

kursi batu ini dulu pernah di duduki bung karno ketika menyepi di indrokilo

berpose

kedinginan

bermain dengan cahaya