Tampilkan postingan dengan label trail. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label trail. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Februari 2013

EH,AH,OH YA FEBUARI


percakapan di warung kopi isinya cerita seorang perempuan usianya menua tertutup asap rokok kreteknya yang dihisap dalam-dalam hujan usai meninggalkan sisa airmata sekeras apapun tanah hujan menggemburkannya kalolah bertanya pada pinus,sesemakan,pohonan hujan deras adalah impian sedari kemarin cacing tanah berdansa dikubangan jemari lentik itu menggelitik lobang aku tertawa kegelian apalah yang kucari belum kudapat Eh apa istimewanya Febuari? migrain dikepala jawabannya kenapa tertawa kalau belum kau dapat keseimbangan pada diri sendiri? kenapa mie instan tadi pagi jawaban jerit perut melilit selalu menjadi selilit? perut berongga isinya angin knalpotmu meledakkan gas buang apa yang kucari belum kudapat Febuari ,istimewamu apa? seperti anak2 pramuka mencari jejak membawa peta pada sesobek kertas layaknya nabi MUsa bertongkat sejujurnya akan kemana kita bermuara? aku bingung pada pencarian jalan pikiran bercabang banyaknya kalo berdebat logika dialektika mistika apa yang didapat? tertawa ? merayapi tanjakan keakuan apa yang harus dibuktikan engkaupun masih belum tahu apa yang kau cari belum kau dapat febuari 
masih di tanyakan pertanyaan masih pada diri sendiri filasat orong-orong belum kau tanyakan duduk dalam kubangan sama dari dulu kedulu hingga ini hari eh,bukankah puji-pujian yang kau hamburkan dari lubang mulut, kau tulis dilubuk hati harusnya mengajarkan inti hidup? eh,bukannya pujian yang dicari pujian pengetahuan sejati hidup hanya wewayangan gambaran Tuhan? ah,manusia memiliki apa? gerak adalah menjalani sejatinya kesadaran akan menggerakkan. eh,bukankah kata-kata keluar dari kehendak kehendak berasal dari pikiran pikiran menetes dari jiwa jiwa resapan dari kesadaran sejati kesadaran sejati itu milik Gusti? oh,ya kelirukah kalo syareat bukti kau masih hidup tarekhot sebagai jala-jala penyaring hakekat adalah timbangan benar salah makripat itu wujud Yang Maha Benar? dan febuari masih di tanyakan migrain dikepala jawabannya kesadaran pada diri sendiri tak perlu bertanya sampai manca berguru sampai negeri cina dalam sastra sastra Tuhan alam raya Tuhan bijak berbincang. Tambak Watu,minggu,3 Febuari 2013

Kamis, 09 Agustus 2012

LIBUR KECIL



ini hari adalah hari yang dinantikan,anak-anak, seperti yang pernah kami janjikan bulan lalu..jika liburan sekolah telah tiba kita kan pergi bersama-sama ke  Gn Bromo....


berangkat dari rumah jam delapan pagi, dari Pandaan Swayuwo menuju ke Nongko jajar. 

sampai di desa Ngadisari. mobil taft. over heating. sambil ngadem kita lihat kanan kiri tanaman kentang ,sawi , loncang ,sledri...air radiator mendidih minta diisi.


jam  12 kurang sampai di terminal jip Tosari. Mobil taft di stop disuruh berhenti, lima orang mengatakan mobil harus diparkir disini, Kalau mau keatas, harus sewa jip.  Kata mereka itu  peraturan disini.  akhirnya terjadi percakapan..intinya mereka minta kas mereka diisi. atas nama pemberdayaan masyarakat kecil. Dari tuntutan  empat ratus lima puluh ribu akhirnya jadi turun seratus ribu...taft pun melaju sudah tanpa bayar ini-itu.




Sampai di penanjakan jam  satu siang, sudah waktunya makan siang. yuma sudah tak sabar pingin  pipis sekarang. seperti kata pepatah : "GURU KENCING BERDIRI,KUDA KENCING SAMBIL LARI-LARI"



hari sudah tengah hari. tapi panas tak begitu terik,cuaca cerah dilangit biru terpantul di kaca hitam mobil itu. AKHH MARI KITA NGECENG DAHULU...


Kabut mulai merayap naik bukit-bukit yang mengelingi kaldera bromo. Hari panas tapi dingin...




duduk sambil menunggu makan siang sedang dipersiapkan para ibu-ibu





rawont@cc @rawont
langit cerah awan berarak putih seperti kapas. inilah panorama bromo dari atas point view,penanjakan pasuruan jawa timur

leonardo wisanggeni  berulang tahun hari itu, rayhan berulang tahun dihari sebelumnya
Rangga Mahendra dan ibunya juga ulang tahun di  hari berikutnya


ibu-ibu sudah selesai menyiapkan hidangannya. saatnya makan untuk para bapak dan anak-anak




Biar kaya lagu dangduts itu...Sepiring berdua. Mesranya pake gaya suap-suapan lagi. katanya "supaya kelihatan harmonis "  hahahaha    :-P




anak-anak makan di dalam mobil. makan  mereka sedikit takut nanti kebelet beol disini



Rangga juga lapar minta di suap ibunya. setelah ini nanti masih jalan jauh, harus naik tangga banyak untuk sampai di atas point view penanjakan. makan  kalo perlu doble porsinya.



ini lah puncak  penanjakan, Bromo point view.dari sini biasanya para turis. datang pagi-pagi untuk melihat matahari terbit.  Sayangnya tempat ini bau pesing banyak  yang pada kencing disini barangkali.




kesempatan bagi yang suka berpose boleh poto-poto disini.  Saatnya untuk turun ke lautan pasir mumpung hari cerah,  pulang lewat desa ngadas kemudian tumpang lalu malang,




Rayhan begitu gembira, ia sudah lama pengin merlihat Bromo, dan pengin lari-lari di bukit teletubies






saat nak kanak sedang bermain. pak bapak dan bu ibu berpose dahulu,lak begitu tak iye?




libur kecil kaum kusam, itu kata bang iwan fals dalam lagunya....
Leo menghampiri Yuma setelah sakit perutnya sembuh.
Yang tak bisa dilupakan dari bromo adalah : Pasir , Kuda, Debu, dan TAI KUDA!.
untuk naik kuda harus pintar-pintar menawar, biasanya si tukang kuda akan menawarkan harga tiga kali lipat!


inilah paket ekonomis. two in one, satu harga dengan dua penumpang,
rayhan aktifnya  bukan alang kepalang, sampai-sampai tai kuda dibuat main lempar-lemparan

Yuma sangat senang  hari itu sudah sampai keinginannya untuk bermain dan menulusuiri lautan pasir bromo.


inilah landscape disebelah barat bromo, bukit-bukit kecil yang menjulang.disinilah bertebarah bukit-bukit kecil yang oleh orang-orang disebut sebagai bukit teletubies. bukit -bukit landai bahkan bisa di lewati mobil.


rangga penasaran dengan kacamata, 
rangga tidak rewel bahkan ia  tertawa-tawa saat digendong pakdenya


menangkap matahari!



menjelang jam lima sore kami pulang, di iringi lagu libur kecil kaum kusam, iwan fals dari  tape mobil
 @rawont untuk jurnal kecil saya.






Intro : D C G D

    G                  D
Nikmat kau hisap asap tembakau
    G                 D
Dibangku rumah kontrakan
  G                D
Sore selesai kerja sehari
    C         G     D
Tunggu istri berdandan
   C         G     D
Janji pergi berkencan

    G                  D
Tak kalah dengan orang gedean
   G              D
Dalam rasakan senang
   G                D
Walau lembaran gaji sebulan
      C        G     D
Hanya cukup untuk kakus
      C        G     D
Soal rekreasi sih harus

 Am           D
Setianya anak istri
  Am           D
Menantikan bahagia
 Am          F          D
Sehari bagaikan,.,.sang raja

  G                 D
Selesai anak istri berdandan
   G              D
Tembakau kau matikan
   G                D
Jendela pintu lalu kau kunci
   C         G    D
Tentu tak sabar mereka pergi
      C         G     D
Stop bis kota dengan pasti

Reff :
Em
Libur kecil kaum kusam
Em
Yang teramat manis begitu romantis
C   G    A     Em
Walau sekali setahun
Em
Tuhan rangkullah
D   
Jangan kau tinggalkan
   C      D
Waktu,.,. mereka

     D
* pergilah derita ini hari.,.,.,
    G                D
 Berilah tawa yang terkeras
     G            D
 Untuk obati tangis lalu
      G                D
 limpahkan senang paling indah
    C        G     D
 Agar luka tak nyeri
       C        G   D
 Agar duka tak menari,.,.

Interlude : G D G D
Balik ke *
  *******************************











































































































Kamis, 31 Mei 2012

Banyak jalan menuju JAWA













 "Banyak jalan menuju ke Roma."Pepatah tersebut saya pelintir menjadi "banyak jalan menuju Jawa".Orang Prancis menggunakan kata 'JAWA" sebagai kata lain "GILA-GILAAN".Sebagai orang kecil yang biasa-biasa saja. kadar keJAWAan saya tidak seperti Arthur Rimbaud penyair Prancis yang hidup antara tahun 1854 sampai 1891 itu. Saya tidak harus menjadi JAWA dengan berpasangan sejenis atau menjadi tentara desertiran.

Menurut Tuan Mario Teguh ,kita tidak memerlukan sekolam air untuk mati tenggelam,cukup dengan air segelaspun kita bisa mati tenggelam!  dan...Dalam lengkungan cakrawala biru lereng Arjuno,Minggu pagi itu ...saya dan kakak saya tenggelam dalam ke JAWAan kami. JAWA ala kadarnya....JAWAnya orang kecil,biasa-biasa saja.


**********************


perjalanan kepuncak bukit
menerabas rumpunan kaliandra dan kenikiran
jalanan makadaman mulai menghilang



Minggu pagi jalan beriringan,dari jalan Bypass,Duren sewu,Ketan iren lalu ke Taman dayu. Trail Honda CB   hitam 200 cc oprekan.Disampingnya  agak belakang DIABLO hitam 250cc trail juga.
Knalpot blombongan suaranya keras membelah langit biru kota Pandaan. Matahari bersinar terang,cahayanya menembus kaca helm hitam buram. Rasa kantuk masih mengganjal, karena semalam mata tak bisa dipejamkan .
Didepan  deretan  vila-vila megah, suara bising knalpot kami, membangunkan para sinyo, untuk  dimandikan babu-babunya.
tak seberapa lama aspal halus menghilang.berganti jalan makadam lebar setengah meteran. Hutan pinus membentang didepan.jalannya masih makadaman.
pinus hilang diganti dataran perdu kenikiran,berbunga kuning ,baunya harum,harum salimar .Disinilah  jalan makadam telah hilang. Jalan setapak rumputnya terbelah-belah, karena hujan semalam .Tanah lembab , ban kepleset kiri kanan....

lapangan alang-alang
latar belakang Arjuno dan Welirang

di belakang sana paberik-paberik dan vila-vila

saya tidak mencari jangkrik tapi kaki saya kena duri
iwak peyek-iwak peyek sego jagung.....asolehey

Mr.CiBI dan Mr Diablo



Mesin Diablo  dan  CEBE menderu-deru,Mengantar kami  sampai dipuncak bukit itu. Tanahnya lapang padang ilalang. Sejenak beristirahat melepas lelah. Air putih, menje's.ote-ote,tempe mendoan. sekadar pengganjal perut keroncongan.Sambil melihat dibawah sana.vila-vila megah yang sudah ketahuan, itu milik siapa.


istirahat sambil duduk mengamati

Tanah-tanah ,vila indah luas milik siapa
menikmati saat reda sebelum menjadi JAWA
berfikir keras tak ada gunanya.bikin pusing saja,saat santai sejenak

memeriksa sebelum JAWA!



*****************************










langit biru saksikan kami, JAWA!


Tanah lapang  luas padang ilalang. saksikan kami, menjadi JAWA!
Kami menggila , tahu ini tanah milik siapa. Gas motor sekeras-kerasnya.pacu sekencang-kencangnya. melintasi rumput ilalang .teguncang-guncang ,kadang terjungkal. garang kopling dipegang.meloncat tinggi standing dan terbang !

ditengah galau kami tertawa. melihat tuan tanah ternyata siapa.....
dalam kacau kami  mendengar, sajak entah darimana, asal suaranya, jelas ia dari  bawah sana.Didalam ngarai-ngarai ,yang sudah ketahuan milik siapa!



Si Miskin Melamun
Mungkin kelak bagiku
Satu malam menanti
Dengan tenang aku bisa minum-minum
Di satu kota tua

Lantas aku kan mati
Lebih puas sebab aku sabar
Andai sakitku hilang
Andai di kantung ada uang
Arah mana kan kujelang?
Negeri anggur atau utara

Ah melamun, bikin malu
Sebab kehilangan melulu
dan jika aku kembali
Jadi kelana yang dulu
Tidak bakal lagi terbuka
Pondok hijau itu bagiku

oleh :Arthur Rimbaud 1854-1891 
(“Si Miskin Melamun”)
diterjemahkan oleh Wing Kardjo



..dan, adzan lohor berkumandang suaranya bergema-gema....menelan sajak entah darimana.asal suaranya, jelas ia dari  bawah sana.Didalam ngarai-ngarai ,yang sudah ketahuan milik siapa . 
 Sekarang sudah waktunya pulang.Waktunya makan siang.......
akupun berdendang:  "Disini senang-disana senang, dimana-mana hatiku senang....." kemudian aku plesetkan : "Disini cina-disana cina...dimana-mana milik cina doang"
                                  (jangan marah memang kenyataannya begitu...)




Mei 2012,Tirta bening, Taman dayu. ,oleh Rawont






********************



Add caption