"Banyak jalan menuju ke Roma."Pepatah tersebut saya pelintir menjadi "banyak jalan menuju Jawa".Orang Prancis menggunakan kata 'JAWA" sebagai kata lain "GILA-GILAAN".Sebagai orang kecil yang biasa-biasa saja. kadar keJAWAan saya tidak seperti Arthur Rimbaud penyair Prancis yang hidup antara tahun 1854 sampai 1891 itu. Saya tidak harus menjadi JAWA dengan berpasangan sejenis atau menjadi tentara desertiran.
Menurut Tuan Mario Teguh ,kita tidak memerlukan sekolam air untuk mati tenggelam,cukup dengan air segelaspun kita bisa mati tenggelam! dan...Dalam lengkungan cakrawala biru lereng Arjuno,Minggu pagi itu ...saya dan kakak saya tenggelam dalam ke JAWAan kami. JAWA ala kadarnya....JAWAnya orang kecil,biasa-biasa saja.
**********************
perjalanan kepuncak bukit |
menerabas rumpunan kaliandra dan kenikiran |
jalanan makadaman mulai menghilang |
Minggu pagi jalan beriringan,dari jalan Bypass,Duren sewu,Ketan iren lalu ke Taman dayu. Trail Honda CB hitam 200 cc oprekan.Disampingnya agak belakang DIABLO hitam 250cc trail juga.
Knalpot blombongan suaranya keras membelah langit biru kota Pandaan. Matahari bersinar terang,cahayanya menembus kaca helm hitam buram. Rasa kantuk masih mengganjal, karena semalam mata tak bisa dipejamkan .
Didepan deretan vila-vila megah, suara bising knalpot kami, membangunkan para sinyo, untuk dimandikan babu-babunya.
tak seberapa lama aspal halus menghilang.berganti jalan makadam lebar setengah meteran. Hutan pinus membentang didepan.jalannya masih makadaman.
pinus hilang diganti dataran perdu kenikiran,berbunga kuning ,baunya harum,harum salimar .Disinilah jalan makadam telah hilang. Jalan setapak rumputnya terbelah-belah, karena hujan semalam .Tanah lembab , ban kepleset kiri kanan....
lapangan alang-alang |
latar belakang Arjuno dan Welirang |
di belakang sana paberik-paberik dan vila-vila |
saya tidak mencari jangkrik tapi kaki saya kena duri |
iwak peyek-iwak peyek sego jagung.....asolehey |
Mr.CiBI dan Mr Diablo |
Mesin Diablo dan CEBE menderu-deru,Mengantar kami sampai dipuncak bukit itu. Tanahnya lapang padang ilalang. Sejenak beristirahat melepas lelah. Air putih, menje's.ote-ote,tempe mendoan. sekadar pengganjal perut keroncongan.Sambil melihat dibawah sana.vila-vila megah yang sudah ketahuan, itu milik siapa.
istirahat sambil duduk mengamati |
Tanah-tanah ,vila indah luas milik siapa |
menikmati saat reda sebelum menjadi JAWA |
berfikir keras tak ada gunanya.bikin pusing saja,saat santai sejenak |
memeriksa sebelum JAWA! |
*****************************
langit biru saksikan kami, JAWA! |
Tanah lapang luas padang ilalang. saksikan kami, menjadi JAWA!
Kami menggila , tahu ini tanah milik siapa. Gas motor sekeras-kerasnya.pacu sekencang-kencangnya. melintasi rumput ilalang .teguncang-guncang ,kadang terjungkal. garang kopling dipegang.meloncat tinggi standing dan terbang !
ditengah galau kami tertawa. melihat tuan tanah ternyata siapa.....
dalam kacau kami mendengar, sajak entah darimana, asal suaranya, jelas ia dari bawah sana.Didalam ngarai-ngarai ,yang sudah ketahuan milik siapa!
Si Miskin Melamun
Mungkin kelak bagiku
Satu malam menanti
Dengan tenang aku bisa minum-minum
Di satu kota tua
Lantas aku kan mati
Lebih puas sebab aku sabar
Andai sakitku hilang
Andai di kantung ada uang
Arah mana kan kujelang?
Negeri anggur atau utara
Ah melamun, bikin malu
Sebab kehilangan melulu
dan jika aku kembali
Jadi kelana yang dulu
Tidak bakal lagi terbuka
Pondok hijau itu bagiku
oleh :Arthur Rimbaud 1854-1891
(“Si Miskin Melamun”)
diterjemahkan oleh Wing Kardjo
..dan, adzan lohor berkumandang suaranya bergema-gema....menelan sajak entah darimana.asal suaranya, jelas ia dari bawah sana.Didalam ngarai-ngarai ,yang sudah ketahuan milik siapa .
Sekarang sudah waktunya pulang.Waktunya makan siang.......
akupun berdendang: "Disini senang-disana senang, dimana-mana hatiku senang....." kemudian aku plesetkan : "Disini cina-disana cina...dimana-mana milik cina doang"
(jangan marah memang kenyataannya begitu...)
Mei 2012,Tirta bening, Taman dayu. ,oleh Rawont
********************
Add caption |