Jumat, 09 November 2012

Yang Tertidur Di Lembah



Le dormeur du val  Arthur Rimbaud (1854-1891)


C'est un trou de verdure où chante une rivière,
Accrochant follement aux herbes des haillons
D'argent ; où le soleil, de la montagne fière,
Luit : c'est un petit val qui mousse de rayons.

Un soldat jeune, bouche ouverte, tête nue,
Et la nuque baignant dans le frais cresson bleu,
Dort ; il est étendu dans l'herbe, sous la nue,
Pâle dans son lit vert où la lumière pleut.

Les pieds dans les glaïeuls, il dort. Souriant comme
Sourirait un enfant malade, il fait un somme :
Nature, berce-le chaudement : il a froid.

Les parfums ne font pas frissonner sa narine ;
Il dort dans le soleil, la main sur sa poitrine,
Tranquille. Il a deux trous rouges au côté droit.


The sleeper in the valley  Arthur Rimbaud (1854-1891)


It is a green hollow where a stream gurgles,
Clinging madly herbs rags
Money, the sun, the proud mountain
Shines: it is a little valley bubbling ray.

A young soldier, mouth open, head bare,
And neck bathed in cool blue cresses,
Asleep, he is lying in the grass, under the sky,
Pale in his green bed where the light rains.

Feet in the gladiolas, he sleeps. smiling as
A sick child smile, it makes a sum:
Nature, rock him warmly: he is cold.

The scents are not his nostrils quiver;
He sleeps in the sun, his hand on his chest,
Quiet. It has two red holes in his right side.





Yang Tertidur Di Lembah   Arthur Rimbaud (1854-1891)


Adalah sebuah lubang di hamparan hijau di mana sebatang kali bernyanyi 
Berpeluk seerat-eratnya pada rangkum rerumputan jerami Keemas-emasan, 
di mana mentari, di atas gunung megah, 
Bersinar : adalah sebuah lembah yang membiaskan sinar. 

Sorang serdadu muda, mulut ternganga, telanjang kepala 
Dan tengkuk tenggelam dalam jerembak biru segar, 
Tertidur : dia terlentang di atas rerumputan, bernaung mega, 
Pucat pasi di atas ranjang hijaunya bermandikan sinar. 

Kedua belah kaki di antara rerumputan, dia tertidur. 
Senyum seperti Senyuman bocah menderita sakit, dia terlena. 
Alam, dekaplah dia erat hangat : dia lagi kedinginan ! 

Harum wangi-wangian tak mengusik hidungnya ;
 Dia tertidur bersimbah cahya mentari, tapak tangan di atas dada 
Diam tenang. Dua lubang merah menembus iga kanannya. 









Rabu, 07 November 2012

belajar pada bumi






























perjalanan mengenalkan hutan dan alam pada anak-anak ,harapannya nantinya mereka meneruskan tradisi ini,kepada anak-anaknya begitu seterusnya..sehingga hadirnya hutan terus ada pada penerus-penerus generasi kita...menghadirkan hutan tidak hanya digunung atau tanah2 tandus akan tetapi juga dihati kita...... sehingga dimanapun mereka berpijak hutan selalu ada...