|
wereng coklat |
Padi menguning siap dipanen, bulirnya bergantungan melambai-lambai menunggu ani-ani (alat potong padi tradisional berbentuk seperti kerokan pemotong jenggot) memotong batangnya. Para gadis ,wanita bersukaria sambil berdendang lagu yang mereka bisa,memetik kemudian di masukkan kedalam te'nggok (keranjang yang terbuat dari anyaman bambu ) . Dirumah si empunya sawah tergelar tikar anyaman bambu. Sudah disiapkan untuk iles-iles. Iles-iles adalah cara yang dilakukan para petani tradisional untuk memisahkan bulir-bulir padi dari batangnya. Caranya dengan menginjak padi tersebut dengan kaki. Dan disinilah saya bisa melihat bagaimana seorang wanita jawa mengekpresikan diri setengah menari sambil menginjak nginjak batang padi. Suara batangan padi beradu alas tikar bambu,ber ritme teratur bersahutan dengan pebincangan hidup sehari-hari ahh sungguh dinamis sekali ...Saya sangat merindukan suasana itu euforia panen padi, jenang brendul (bubur merah yang terbuat dari tepung beras,didalamnya terdapat butiran bulat kecil yang seperti bakso inilah yang disebut brendul, berasa manis, manis gula jawa, biasanya ditemani dengan bubur putih,disebut bubur mega ),jenang ini dijual dan mata uang tidak digunakan, alat bayarnya adalah gabah dengan ukuran genggaman tangan, biasanya si pembeli membiarkan dengan sukarela si penjual jenang mengambil beberapa genggam gabah dari senik atau te'nggok kecil upah dari pemilik sawah. Nah inilah semangat kemandirian,kebersamaan yang bisa ditangkap oleh Ir.Soekarno, hingga tercetuslah marheinisme.
Dari potret panen diatas bisa dilihat kebersamaan dalam menikmati berkah, yang punya sawah bisa panen zonder (tanpa) mengeluarkan uang untuk tenaga kerjanya, Tetangga yang tak empunya sawah bergembira karena juga bisa menikmati berkah panen sawah tetangga, semua bergembira. Dan HEBATNYA tak ada uang yang bergulir disini....si miskin berjaya, semua memperoleh surganya.
MUNGKIN jika negara indonesia mempunyai filsafah euforia panen padi tadi, negeri ini tidak akan disetir oleh negara lain. Kita selalu ingin tampak hebat dimata negara lain tapi keropos didalamnya..Saya lupa, ditahun berapa indonesia memutuskan untuk masuk pasar bebas. Padahal waktu tersebut indonesia belum siap, tapi demi cari muka indonesia masuk saja. Padahal negara besar seperti Republik Rakyat Cina, menolak untuk masuk karena merasa belum siap......terbuktilah penundaan masuknya cina menjadikan cina sebagai macan ekonomi Asia.....sedangkan indonesia yang waktu itu sempat menduduki peringkat macan asia sekarang sudah mengkeret (mengecil) jadi kucing asia...setidaknya itulah yang disindirkan salah satu tokoh dinegeri seberang Mahatir atau Lie kuan yu...(saya lupa namanya).
Seorang teman ,penulis buku "Gadis Gurun" dan "Medula sinculasis" pernah bercerita ,apabila negeri ini mau berkaca pada negara Oman. tentu kita kan lebih jaya lagi. Oman adalah negara kecil yang luasnya se pulau Jawa. Seluruh wilayahnya dikelilingi gurun, hanya mengandalkan penghasilan penjualan minyak ,mentah dengan kuota hampir sama dengan Indonesia. Dan oman tidak mengikuti OPEC. Pengaturan pembagian yang jelas dari penjualan minyak mentah dunia mengantarkan kesejateraaan pada seluruh rakyatnya. sebagai misal sekolah gratis,ada tunjangan hidup untuk warga negaranya, harga premium sekelas pertamax disana cuman 4000 an, yang di indonesia harganya dua kali lipatnya lebih, gaji polisi per bulan 400 juta,harga mobil sekelas lexus yang di Indonesia milyaran di sana cuman jutaan....apa yang bisa membuat itu terlaksana? Good Governent tinggi, tingkat korupsi rendah. Oman menempati peringkat ke 41 dunia. bandingkan dengan Indonesia yang menduduki peringkat 126, masih unggul Vietnam dan Nigeria di peringkat 121.(versi survei www.transparency.org dan www.icgg.org )
Dalam sebuah diskusi yang hangat hingga subuh hari beberapa waktu lalu, ada pertanyaan "ketika semuanya sudah korup,rusak, bejat, bagaimana kita bisa merubah negeri ini ?"
jawabnya : mulailah berubah dari diri sendiri, gaya hidup,mengubah dogma-dogma yang sudah ada, apa yang sudah di doktrinkan mari ditelaah. Seperti itukah kita?
jaman ini mengarahkan kita menjadi kaum latta wal uzzwa di mana material menjadi Tuhannya manusia.Tanpa sadar kita menyembah berhala-berhala itu. Materialisme yang membabibuta!
Saatnya pula menjadi kafir,terhadap ajaran materialisme yang membabibuta. walaupun kafir tetaplah syukur terhadap apa yang dibagikan Tuhan, jangan menjadi KAFIR KUFUR, jadilah KAFIR SYUKUR.Jangan terjebak ,terkotak-kotak pada jargon,istilah -istilah difinisi manusia. Berubah dari diri sendiri...kembali kealam budaya sendiri.....
Jangan mengharap perubahan dari pemerintah, Pemerintahan sudah super sibuk ngatur diri sendiri, Sibuk dengan proyek pencitraan diri,menampilkan muka-muka yang manis depan rakyatnya apalagi sekarang sudah mendekati pemilu,saatnya meraka sibuk menyusun strategi untuk memenangkan koalisi menjadi penguasa-penguasa bumi ibu pertiwi lima tahun kedepan......
Negara , pemerintah kita..tak pernah hadir dalam setiap kepedihan, kesakitan rakyatnya ,tangisan kelaparan anak-anak kita...Tak ada pemerintah di hati rakyat kecuali kata PEMERAS!
Karena kita sendirian, maka harus pintar-pintar menyesuaikan diri. Sebagaimana filsafat Jawa, "EMPAN PAPAN". ada saatnya berhenti,ada saat memacu keras, adakalanya harus memberontak keras. Diam tapi bersiasat kedepan. Dijaman yang serba tak pasti ini hanya akal budi dan hati nurani yang harus kita ikuti....
Yang terakhir tetaplah berjamaah,berkelompok dengan orang-orang seideologi, seiman. bersatu dalam prinsip,mengubah negeri ini menjadi lebih baik, ingat sapu lidi adalah kumpulan dari kesatuan lidi-lidi. kalo sebatang lidi bukan disebut sapu...tetapi lidi.....
PERUBAHAN ITU DIMULAI DARI DIRI SENDIRI.....seperti kata che Guevara :
"If you can change yourself, you can change the world !"
"The revolution is not an apple that falls when it is ripe. You have to make it fall!"
Adzan subuh berkumandang dari mushola samping rumah diskusipun usai sudah.........bersalam-salaman sambil menyebut nama kawannya.....ada yang nyelethuk "koyok pilem pe-ka ii,nek koyo ngene...yo co" dan salah satu dari kami ada yang menggumamkan lagu yang pernah dilarang itu.....semua tertawa termasuk saya....
e.rahmawan dari cuplikan tulisan saya "mangsa kapat"