Dalam penyebutan istilah bahasa asing di lidah orang jawa atau sunda sering kali sulit,maka orang jawa atau sunda menggunakan penyebutan pada istilah tersebut dengan sebutan yang mendekati dalam lafal dan bahasa mereka...semisal kolonel jadi kornel.
Hair net jadi harnet dan sebagainya...
Tetapi bukan itu yang mau saya bahas...tapi bukan berarti itu tidak ada hubungannya...ini berkaitan dengan relik masa silam perlawanan seorang bupati yang dianugrahi gelar kolonel .dan terkenal dengan nama PANGERAN KORNEL.adalah nama julukan
Pangeran Kusumadinata, Bupati Sumedang tahun 1791-1828, Pangeran Kusumadinata yang juga disebut sebagai Pangeran Surianegara oleh Belanda diangkat sebagai kolonel tituler. Istilah “kolonel” yang masih langka pada zaman itu, Sifat keras beliau ditunjukan dengan sikap perlawanannya pada Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811) pada tahun 1809. Peristiwa itu disebut Cadas Pangeran . Sebuah tindakan perlawanan simbolik atau protes dari Bupati Sumedang ketika itu, Pangeran Kusumadinata IX (1791 – 1828), ambisi dari Gubernur Jendral Herman Willem Daendels yang berniat untuk membangun jalan dari Anyer ke Panarukan. Dan inilah yang telah menngekitik hati beliau karena telah banyak korban dari rakyat sumedang yang mati karena kerja rodi karena pembangunan jalan ini...
Kecadasan Pangeran yang ber nama kecil Raden Asep Djamu...adalah dengan menantang secara terang terangan Deandels....Dikisahkan bahwa beliau melakukan jabat tangan dengan sang Gubernur menggunakan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan sang pangeran kornel ini siap dengan memegang keris pusaka. Tindakan tersebut membuat Daendels sangat terkejut...dengan sikap sang Pangeran dan alih alih bertanya muasalnya...dan karena inilah akhirnya dendels bermuslihat Pangeran Kornel dan ratusan rakyat Sumedang gugur dibantai oleh pasukan Belanda....dan sebagai penghormatan diberikan nama ...Jalan Cadas Pangeran.
@rahmawan D eko dari berbagai sumber.