Jumat, 25 Desember 2015

KESEBELAS





Wiswarupa Darsana Yoga

"kulihat Engkau dalam wujud tak terbatas di segala penjuru
dengan tangan, perut, muka, dan mata tak terhitung jumlahnya
tetapi aku tak melihat akhir, pertengahan, dan permulaan-Mu
O Tuhan, seru sekalian alam, O rupa alam semesta"



Adalah bab kesebelas dalam kitab Bhagawadgita. Bab ini terdiri dari 55 sloka. Dalam bahasa Sanskerta, viśvarūpa berarti wujud semesta. Dalam bab ini, Kresna menunjukkan wujudnya yang sebenarnya kepada Arjuna, setelah Arjuna diberikan penglihatan dewata. dalam bab ini dideskripsikan bahwa wujud semesta Kresna sangat luar biasa, agung, tak terbatas, memenuhi angkasa, dan cemerlang.
Bhagawadgita bab kesebelas ini   mendeskripsikan wujud semesta Kresna dengan berbagai tangan, perut, dan wajah yang tak terhitung jumlahnya. Dideskripsikan pula dengan mahkota, gada, dan atribut mewah lainnya yang tersebar di mana-mana. Wujud semesta Kresna juga dihiasi dengan taring-taring mengerikan. Para manusia berduyun-duyun memasuki mulut-Nya, dan yang tersangkut langsung remuk menjadi abu. Kresna menjelaskan bahwa ia juga adalah sang waktu, penghancur dunia. Ia turun ke dumi untuk memusnahkan para manusia yang jahat. Setelah menunjukkan wujud semestanya, Kresna kembali ke wujud manusia nya.....

***********
Bab XI

Visvarupa Darsana Yoga

Arjuna berkata:

Oleh rahasia tertinggi berupa wejangan yang berkenaan dengan sang Diri, yang telah Engkau berikan kepadaku atas anugerah-Mu, sekarang keragu-raguanku telah hilang.

Kelahiran dan kepunahan segala sesuatunya telah kudengar secara rinci dari-Mu, wahai yang bermatakan seperti bunga daun teratai (Krsna), demikian pula keagungan-Mu yang abadi.

Benarlah apa yang telah Engkau nyatakan tentang keberadaan diri-Mu, wahai Penguasa Tertinggi; tetapi aku berkeinginan untuk menyaksikan wujud Ilahi-Mu, wahai Purusottama (Krsna)

Wahai Prabhu (Krsna), bila Engkau berpendapat bahwa itu dapat aku saksikan, mohon perlihatkan kepadaku Sang Diri Abadi tersebut, wahai Yogesvara (Krsna)

Sri Bhagavan bersabda:

Saksikanlah kini wujud-Ku, wahai Partha (Arjuna), ratusan, ribuan, berbagai jenis gambaran Ilahi dengan berbagai ragam wujud dan warnanya.

Lihatlah para Aditya, Rudra, Asvin kembar dan juga para Marut, wahai Bharata (Arjuna), banyak keajaiban yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Sekarang disini, lihatlah seluruh alam semesta, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak serta apapun yang ingin kamu saksikan, wahai Gudakesa (Arjuna), semuanya menyatu dalam diri-Ku

Tetapi engkau tak akan dapat menyaksikan Aku dengan mata manusiamu itu. Aku akan memberimu mata supra natural, lihatlah kekuasaan Ilahi-Ku

Sanjaya berkata:

Setelah berkata demikian, wahai sang Raja, Hari sebagai Yogesvara kemudian memperlihatkan Wujud Ilahi dan Tertinggi-Nya kepada Partha (Arjuna)

Dengan banyak mulut dan mata, dengan banyak visi luar biasa, banyak perhiasan ilahi serta senjata terhunus. Dengan mengenakan kalung rangkaian bunga dan pakaian surgawi, dengan wewangian dan minyak surgawi, yang semuanya gilang gemilang menakjubkan, tak terbatas, dengan muka menghadap ke segala arah.

Bila sinar ribuan matahari sekaligus bercahaya semarak di angkasa, itu mungkin menyerupai kesemarakan dari Perwujudan yang sangat agung tersebut.

Di sana Pandava (Arjuna) menyaksikan seluruh alam semesta dengan berbagai macam bagian yang dikumpulkan jadi satu pada badan dewanya para dewa

vishvarupa

Kemudian ia, Dhananjaya (Arjuna), yang tersentak perasaannya dengan rasa kagum dan bulu romanya berdiri, membungkukkan kepalanya kepada Yang Kuasa dengan tangan mencakup dalam bersembah, lalu berkata:

Arjuna berkata:

Dalam Wujud-Mu, wahai Tuhan, aku melihat seluruh dewa dan juga berbagai tingkat keberadaan, demikian pula Brahma sang pencipta yang duduk pada singgasana teratai dan semua orang bijak dan para naga surgawi.

Aku melihat-Mu dalam wujud tak terbatas pada segala sisi, dengan tangan, perut, muka dan mata yang tak terhitung banyaknya, tetapi aku tak melihat akhir, pertengahan, dan permulaan-Mu, wahai Penguasa Alam Semesta dengan Wujud Universal.

Aku melihat-Mu dengan mahkota, gada, cakram yang berkilau-kilauan di mana-mana bagaikan kilatan sinar yang sulit untuk membedakannya, yang gemerlapan pada semua sisi dengan pancaran nyala api dan matahari, yang tak ada bandingannya.

Engkau adalah Yang Abadi, Yang Tertinggi yang harus diwujudkan. Engkau adalah tumpuan akhir dari alam semesta dan Engkau adalah pengawal dharma yang kekal. Kupikir Engkau adalah Pribadi Tertinggi.

Aku memandang-Mu sebagai tanpa awal, pertengahan ataupun akhir, dengan kekuasaan tak terbatas, tangan yang tak terhitung banyaknya, dengan bulan dan matahari sebagai mata-Mu, dengan muka bagaikan nyala api, yang pancarannya membakar alam semesta ini.

Ruang antara surga dan bumi terliputi oleh-Mu saja, demikian pula seluruh penjuru semesta, wahai Mahatman (Krsna), ketika wujud-Mu yang menakutkan, menakjubkan itu terlihat, ketiga dunia ini gemetar ketakutan.

Di sana sekelompok besar para dewa memasuki-Mu dan beberapa kelompok lain dalam ketakutan dengan cakupan tangan memuja-Mu dan kumpulan para rsi serta para siddha menyerukan kata “svasti”, dan memuji-muji-Mu dengan kidung-kidung pujian.

Para Rudra, Aditya, Vasu, Sadhya, Visvedeva, Asvin kembar, Marut dan para Usmapa (roh leluhur) serta para Gandharva, Yaksa, Asura dan para Siddha, yang semuanya kagum memandang-Mu

Melihat wujud-Mu yang mahaagung dengan mulut dan mata yang banyak itu, wahai Mahabahu (Krsna), dengan banyak sekali lengan, paha dan kaki; dengan banyak perut ditambah dengan taring yang sangat mengerikan, seluruh alam semesta gemetaran, demikian pula Aku.

Ketika aku melihat-Mu yang menyentuh langit, yang cemerlang dengan berbagai warna, dengan mulut yang terbuka lebar dan mata lebar bersinar, hati kecilku gemetar ketakutan dan aku merasakan ketidakmantapan dan kedamaian, wahai Visnu.

Ketika aku melihat mulut-Mu yang mengerikan dengan taring-taringnya seperti kobaran api pralaya, aku kehilangan arah dan tak menemukan kedamaian. Wahai Penguasa para dewa, tempat berlindung segenap alam semesta, berbaik hatilah padaku.

Disini semua putraputra Dhrtarastra bersama-sama dengan para raja lainnya, demikian juga Bhisma, Drona dan Karna bersama dengan para panglima perang di pihak kami. Semuanya berduyun-duyun masuk ke dalam mulut-Mu yang menakutkan dengan taring-taring yang mengerikan. Beberapa orang tersangkut diantara gigi-gigi terlihat dengan kepalanya yang remuk jadi tepung.

Seperti arus sungai-sungai yang banjir mengalir menuju lautan, demikian pula para pahlawan dunia manusia ini berlomba-lomba masuk ke dalam mulut-Mu yang menyala berkobar-kobar.

Bagaikan kerumunan ngengat yang beterbangan masuk ke dalam kobaran api untuk musnah di sana, demikian juga manusia berlarian masuk ke dalam mulut-Mu dengan sangat kencangnya untuk kehancuran mereka sendiri.

Melahap seluruh alam semesta pada segala sisi dengan mulut-Mu yang menyala berkobar-kobar, Engkau menjilat semuanya. Sinar-Mu yang menggelora memenuhi segenap alam semesta dan membakarnya dengan kilauan cahaya yang dashyat, wahai Visnu (Krsna)

Beritahukanlah kepadaku siapakah yang berwujud menyeramkan ini. Aku bersujud kepada-Mu Dewata Agung, ampunilah aku. Aku ingin mengetahui Engkau, yang Maha Esa, karena aku tidak mengetahui kegiatan-Mu ini.

Sri Bhagavan bersabda:

Aku adalah waktu (kala), sebagai pemusnah alam dunia yang tumbuh menjadi masak dan terlibat di sini dalam memusnahkan dunia ini. Bahkan tanpa kegiatanmu, seluruh pasukan yang berdiri dalam formasi tempur ini akan musnah semuanya.

Oleh karena itu, bangkitlah engkau dan raihlah kemenangan. Taklukkan musuh-musuhmu dan nikmatilah kerajaan yang makmur sejahtera. Sebenarnya mereka semua telah Aku musnahkan; sedangkan engkau hanyalah alat belaka, wahai Savyasacin (Arjuna)

Bunuhlah Drona, Bhisma, Jayadratha, Karna dan para pahlawan agung lainnya, yang semuanya telah Aku musnahkan. Janganlah gentar; bertempurlah dan engkau harus menaklukkan musuh-musuh dalam peperangan ini.

Sanjaya berkata:

Setelah mendengar ucapan Kesawa (Krsna) seperti itu, Kiritin (Arjuna) dengan cakupan tangan dan gemetaran, kembali bersujud dan membungkukkan dirinya dengan sangat ketakutan mengucapkan suara tersendat gemetaran kepada Krsna:

Arjuna berkata:

Wahai Hrsikesa (Krsna), benarlah bahwa dunia merasa bergembira dan senang dalam memuliakan-Mu. Para Raksasa lari ketakutan ke segala arah dan semua kumpulan para siddha bersujud di hadapan-Mu, bersembah.

Dan mengapa mereka tidak memberi-Mu penghormatan, wahai Mahatma (Krsna), yang lebih agung dari pada Brahma, pencipta pertama? Wahai Keberadaan Takterbatas. Penguasa para dewa, tumpuan alam semesta; Engkau adalah abadi, keberadaan dan bukan keberadaan dan yang melampauinya.

Engkau adalah Pribadi Pertama, Yang Pertama dari para dewa, sebagai Tumpuan Alam Semesta yang Tertinggi. Engkau adalah yang mengetahui dan yang harus diketahui serta menjadi tujuan utama. Dan oleh-Mu jualah alam semesta ini diliputi, wahai Yang Berwujud Semesta

Engkau adalah Vayu (dewa angin), Yama (dewa kematian), Agni (dewa api), Varuna (dewa laut), dan Sasarika (bulan) dan Prajapati (leluhur semua mahluk). Bagi-Mu kuucapkan Svasti, svasti ribuan kali. Svasti, svasti berkali-kali

Sembah sujud di depan-Mu, di belakang-Mu, pada segala sisi-Mu; kekuasaan-Mu tak terbatas dan tak terukur kekuatan-Mu, wahai Semuanya ini. Engkau meliputi segalanya ini, sehingga Engkau adalah Semuanya ini.

Terhadap apapun yang telah kukatakan kepada-Mu dengan kasar, dengan berpikir bahwa Engkau adalah kawanku dan tak menyadari akan keagungan-Mu, wahai Krsna, wahai Yadava, wahai Kawan; semuanya berasal dari kealpaan dan mungkin karena keakraban saja. Dan apapun kekurangsopanan yang telah kulakukan pada-Mu dalam senda gurauan ketika bermain atau di tempat tidur, ketika duduk-duduk atau pada saat makan sendirian maupun bersama yang lainnya, aku memohon kepada-Mu, wahai Acyuta (Krsna), ampunan dan maaf yang tak terkira banyaknya.

Engkau adalah Bapak dari dunia yang bergerak maupun yang tak bergerak, Engkau adalah obyek pemujaan dan guru yang dimuliakan. Tak ada yang menyamai-Mu, sehingga mana mungkin ada yang lebih agung dari pada-Mu di ketiga dunia ini, wahai Engkau yang tak tertandingi.

Oleh karena itu, dengan membungkukkan badanku di hadapan-Mu, Yang Maha Mulia, aku mohon berkah-Mu. Ya Tuhan Engkau harus memandangku sebagai seorang ayah pada anaknya, sebagai seorang teman dengan teman, sebagai seorang kekasih dengan yang dikasihinya.

Aku telah menyaksikan apa yang sebelumnya belum pernah kusaksikan dan Aku merasa senang, tetapi hatiku gemetar ketakutan. Perlihatkan kepadaku wujud-Mu yang sebelumnya. Wahai Tuhan dan berbaik hatilah, wahai Penguasa para dewa dan Tumpuan Alam Semesta Raya ini.

Aku ingin menyaksikan-Mu semula, dengan mahkota, gada dan cakra di tangan; dalam wujud-Mu yang berlengan empat, wahai perwujudan semesta.

Sri Bhagavan bersabda.

Dengan anugerah dan melalui kekuasaan-Ku, wahai Arjuna, telah Kuperlihatkan kepadamu wujud tertinggi yang cemerlang, semesta tak terbatas dan paling utama, yang tak seorangpun pernah menyaksikannya, kecuali engkau sendiri.

Bukan dengan kitab suci Veda, pelaksanaan kurban, belajar, amal sedekah, upacara seremonial ataupun dengan melakukan tapah, Aku dapat dilihat di dunia manusia oleh siapapun juga kecuali engkau, wahai Kurupravira (Arjuna)

Semoga engkau tidak menjadi takut, maupun kebingungan dalam menyaksikan wujud-Ku yang menakutkan itu. Bebaskanlah dari rasa takut dan bersenang hatilah, lihatlah kembali wujud-Ku yang semula.

vishvarupa2

Sanjaya berkata:

Setelah berkata demikian kepada Arjuna, Vasudeva (Krsna) memperlihatkan kembali wujudnya yang semula. Sang Mahatma setelah kembali mengenakan wujud welas asih-Nya yang menenangkan ketakutan Arjuna.

Arjuna berkata:

Menyaksikan kembali wujud manusia-Mu yang lemah lembut, wahai Janardana (Krsna), aku kini telah menjadi tenang kembali seperti sebelumnya.

Sri Bhagavan bersabda:

Wujud-Ku itu yang sungguh-sungguh sulit untuk melihatnya, telah Engkau saksikan. Bahkan para dewa sekalipun senantiasa berharap untuk dapat menyaksikan wujud itu.

Dalam wujud yang telah engkau saksikan tadi. Aku tak dapat disaksikan baik melalui kitab suci Veda maupun melalui pelaksanaan tapa ataupun dengan amal sedekah atau upacara kurban.

Tetapi dengan pengabdian yang tak tergoyahkan kepada-Ku, wahai Arjuna, Aku dapat diketahui dan benar-benar dilihat dan juga diselami, wahai Paramtapa (Arjuna)

Ia yang bekerja untuk-Ku, ia yang memandang Aku sebagai tujuannya dan memuja-Ku, terbebas dari keterikatan, ia yang bebas dari kedengkian terhadap semua mahluk, ia akan sampai kepada-Ku, wahai Pandava (Arjuna)

Di sini berakhir bab XI, percakapan yang berjudul: VIsvarupa Darsana Yoga




Selasa, 01 Desember 2015

HUMHONG















Datang juga  hujan hari ini
maka nyala mercury itu menerangi
yakinlah sesudah gelapnya akan ada
terang cahaya menyinari
seberkas sinar dari kunang-kunang
harus disyukuri karena ia datang
dengan sebab ia datang
untuk menyinari mu....

Gedung gedung tinggi
apa yang dapat kau lukiskan?
bisu? buta juga pekak?
solitair mu gambaran kesadaran?
congkakmu meradangkan langitan
hingga hujan hujan asam itu runtuh

Maka kala gadis cantik
bergincu dalam taksi merah
tersenyum padamu engkau bisa apa?
mencari bayangan kekasih lamamu
dan engkau ber-onani dalam otakmu?

Humhong dalam laval jawaku
aku terbang melintasi pojok ke pojok
aku mencari bayangan mu
shilute kecilpun tak kudapati
dimana engkau 
dimana engkau
 engkau dimana mana
tapi tak kudapati disini.....

humhong station,29 October 2015
eko rahmawan








Rabu, 18 November 2015

ICU



I wake up some mornings 
thank God not as often as I used to 
slow and heavy from dreams with you 
you've found a way back in
once again my long lost friend
funny to see that after all these years*I miss you the same

So I drag myself to the corner café
and for a second I see you there
like in the good old days
and I wonder what you're doing ?
what are you up to these days ?
I sometimes wish you would call me
buth then I wouldn't know what to say

and I see you, in every cab that goes by, in the strangers at every cross road, in every bar (bis)

it takes a glass or two
for it to settle down
for your shadows to stop following me
around
I find myself walking back
to all the places we knew
dreaming and wishing
to somehow run into you

And of course I wonder
does it happen to you ?
Does my ghost ever come looking for you ?

and I see you....

(Merci à manuella pour cettes paroles)



Senin, 16 November 2015

hong kong gorilaz

I Taught Myself To Live Simply





I taught myself to live simply and wisely,
to look at the sky and pray to God,
and to wander long before evening
to tire my superfluous worries.

When the burdocks rustle in the ravine
and the yellow-red rowanberry cluster droops
I compose happy verses
about life's decay, decay and beauty.

I come back.
 The fluffy cat
licks my palm, purrs so sweetly
and the fire flares bright
on the saw-mill turret by the lake.

Only the cry of a stork landing on the roof
occasionally breaks the silence.

If you knock on my door
I may not even hear.


by Anna Akhmatova

Senin, 19 Oktober 2015

jeda






satu jengkal per  jengkal..
aku menangis tidur rebah
merangkak berdiri berjalan tertatih berlari .
mendekati lubang nganga di tanah itu...
banyak  kutahu
banyak  kukenal
yang kucintai
sudah pergi..

mengisi waktu untuk tetap berdiri diraga mati ini..
sampai saatnya tiba waktuku
bertemu tuanku 
pemilik suksma 

aku percaya
disitu aku akan hidup 
kembali.....

Jumat, 25 September 2015

Hari Hening



Betapa jarak luruhnya daun-daun atas rantingnya sampai ke bumi?
Ketika kupu-kupu menarikan sayap-sayapnya.
Pada putik kembang mekar,
Pada waktu madu dihisapnya,
Lalayu dedaunan, satu-satu menyuburkan kembali
Betapa sempat hitungan budhi sampe nadimu?
Seperti juga cakap kesempurnaan itu.
Pada langit kita memohon untuk mengerti,
Bumi adalah diri sendiri,
Betapa jarak sampe, untuk tiba pada giliranmu
duduklah,
Untuk memetik suara
Dari apa yang menjadi diri sendiri
Betapa heningnya jarak untuk menjadi seperti luruhnya dedaunan sampe
Angka dicatatnya tanpa hitungan serta-merta,
Yang merangkak, menjadi tegak, berdiri dan membungkuk,
Yang kanak tumbuh dewasa dan menua
Aroma tanahnya semerbak bathin alam raya,
Mengingatkan jarak pada kelalaiannya
Duduklah untuk memetik suara darai apa yang menjadi diri sendiri.
  
Puisi Wing Sentot Irawan



Senin, 21 September 2015

beijing lu



bloomberg dalam tulisan kanji
terpapar diatas sprei putih
beritanya pesta pora anak negeriku
menyuarakan kisah pemberontakan
huqin berirama naik turun
berkumpul seusai kerja
didalamnya selalu ada semangat
dalam kepedihan selalu ada bintang terang
menangislah agar bisa tertawa

espandrille dalam kaki kaki jenjang
juga warna warni neon itu yang membawaku
larut dalam  kemeriahan perubahan ekonomi
akankah janji bapak negeri kami
akan terpenuhi sejahterakan 
seluruh anak negeri ?
pesta pora pemberontakan
disetiap 1 Mei apakah itu
cermin bahwa keadilan dinegeri kami
 terpenuhi?

1 mei 2015,ghuangzhou
ekorahmawan



Rabu, 16 September 2015

Kamu selalu ada di kepala ku




"Always In My Head"

I think of you
I haven't slept
I think I do
But I don't forget
My body moves
Goes where I will
But though I try my heart stays still
It never moves
Just won't be left
So my mouth waters to be a fate
And you're always in my head
You're always in my head
You're always in my head
You're always in my head

You're always in my head
Always in my...
You're always in my...

This I guess is to tell you you're choosing out of the rest



Kamis, 03 September 2015

"Hong Kong"







Lord hear me now 
Junk boats and English boys 
Crashing out in super marts 
Electric fences and guns 

You swallow me 
I'm just a pill on your tongue 
Up here on the nineteenth floor 
The neon lights make me come 

And late in a star's life 
It begins to explode 
And all the people in a dream 
Wait for the machine 
Pick the shit up leave it clean 

Kid, hang over here 
What you learning in school? 
Is the rise of an Eastern sun 
Gonna be good for everyone? 

The radio station disappears 
Music turning to thin air 
The DJ was the last to leave 
She had well conditioned hair, 
was beautiful, but nothing really was there

Beautifully lyrics by gorillaz


Jumat, 21 Agustus 2015

Tropical ocean




my eyes blew out I could finally see 

warm magical tropical oceans 
organs of people circle the sea 
I fell back to perpetual motion 

I opened my skull you were looking at me 
oh you and your cousins chihuahua 
we all howled a chord and extended the three 
freddy was there and re-mixed it after 

my eyes blew out I could finally see 
warm magical tropical oceans 
organs of people circle the sea 
I fell back to perpetual motion


(d dumbo)

Selasa, 04 Agustus 2015

just a jealous guy




I was dreaming of the past
And my heart was beating fast
I began to lose control
I began to lose control
I didn't mean to hurt you
I'm sorry that I made you cry
Oh my I didn't want to hurt you
I'm just a jealous guy

I was feeling insecure
You might not love me anymore
I was shivering inside
I was shivering inside
Oh I didn't mean to hurt you
I'm sorry that I made you cry
Oh my I didn't want to hurt you
I'm just a jealous guy

I didn't mean to hurt you
I'm sorry that I made you cry
Oh my I didn't want to hurt you
I'm just a jealous guy

I was trying to catch your eyes
Thought that you was trying to hide
I was swallowing my pain
I was swallowing my pain
I didn't mean to hurt you
I'm sorry that I made you cry
Oh no I didn't want to hurt you
I'm just a jealous guy
Watch out baby I'm just a jealous guy
Look out baby I'm just a jealous guy

Songwriters
Lennon, John

Kamis, 30 Juli 2015

ya MUSA ya KHIDR





Ya alam selalu   alim ,Ketika jiwa lunak bertemu dengan kerasnya hidup, maka terjadilah fenomena keinginan didalam diri paling dalam kalbu yang kosong. Alam akan mengisi yang kosong itu untuk mencapai harmonisasinya. Harmonisasi ini  sulit dipahami oleh orang-orang yang selalu berpikir. mengandalkan sesuatu diatas tatanan rasio otak manusia.Dulu kala sebelum manusia menemukan microscope.Apakah mereka bisa melihat microorganisme?Belum, manusia masih berteori berdasarkan intelejensia mereka.

 Kecenderungan manusia adalah berjalan pada aturan/syariat yang telah ada.Aturan atau pakem adalah mutlak kebenaran yan harus ditaati. Deviasi ,bias dari pakem tersebut harus menyandang sebutan : abnormal,metafisika,paranormal dan yang exstrim adalah murtad atau ajaran sesat.


وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا (60) فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا (61) فَلَمَّا جَاوَزَا قَالَ لِفَتَاهُ ءَاتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا (62) قَالَ أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا (63) قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى ءَاثَارِهِمَا قَصَصًا (64) فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا ءَاتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا (65) قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (66) قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا(67) وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا (68) قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا (69) قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا (70) فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا (71) قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (72) قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا (73) فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا (74) قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا(75) قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا(76) فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا (77) قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا (78) أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا (79) وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا (80) فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا (81) وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا(82) 

Artinya: 60. Dan (ingatlah) ketika Mûsâ berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".61. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu.62. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Mûsâ kepada muridnya: "Bawalah ke mari makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini".63. Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."64. Mûsâ berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.65. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.66. Mûsâ berkata kepada Khidhir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" 67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"69. Mûsâ berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun".70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu". 71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhir melobanginya. Mûsâ berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.72. Dia (Khidhir) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku"73. Mûsâ berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhir membunuhnya. Mûsâ berkata: "Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".75. Khidhir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" 76. Mûsâ berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku".77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Mûsâ berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".78. Khidhir berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.80. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mu'min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.81. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).82. Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". 


Dalam kitab Al Qur'an juz ke 15-16 ,surat Al Kahfi 65-82. tersebut didalamnya pertemuan antara Nabi Musa dengan Nabi Khidhr.  Nabi  Musa memohon pada Nabi Khidhr agar beliau bisa berguru kepadanya. Nabi Khidhr menyetujui  akan tetapi  dengan satu syarat tak boleh ada pertanyaan sebelum beliau sendiri yang menerangkannya. Dari awal pertemuan itu Nabi Khidhr sudah tahu bahwa Nabi Musa tidak akan kuat bersabar ketika melakukan perjalanan dengannya. Perbuatan Nabi Khidhr melubangi perahu, membunuh seorang  pemuda, membangun dinding rumah yang hampir roboh., memicu satu hal yang tak boleh dilakukan dalam perjalanan itu ,yaitu bertanya. Dari  satu ayat-ayat tersebut  aku menyimpulkan seorang yang dianggap nabi dengan ketebalan  iman pada Tuhan melebihi manusia biasa, tidak bisa bersabar  untuk mengeja wantahkan sebuah kejadian. Yang terlihat jelek belum tentu jelek, yang baik belum tentu baik. Membunuh seorang pemuda dalam kaca mata wadag Nabi Musa adalah  buruk, tetapi dari presepsi gaib Nabi Khidhr adalah mutlak bagus  dan wajib dilaksanakan. padahal semua sudah tahu membunuh adalah perbuatan dosa besar! So jadi dimana letak benar, salahnya?

Rabu, 29 Juli 2015

"Coming Back To Life"




Where were you when I was burned and broken
While the days slipped by from my window watching
And where were you when I was hurt and I was helpless
'Cause the things you say and the things you do surround me

While you were hanging yourself on someone else's words
Dying to believe in what you heard
I was staring straight into the shining sun

Lost in thought and lost in time
While the seeds of life and the seeds of change were planted
Outside the rain fell dark and slow
While I pondered on this dangerous but irresistible pastime

I took a heavenly ride through our silence
I knew the moment had arrived
For killing the past and coming back to life

I took a heavenly ride through our silence
I knew the waiting had begun
And headed straight ...into the shining sun

Pink Floyd - Coming Back to Life 


Selasa, 28 Juli 2015

Aku melihat Indonesia












 aku berdiri di pantai Ngliyep  Aku mendengar lautan Indonesia bergelora 
Membanting di pantai Ngeliyep itu Aku mendengar lagu – sajak Indonesia                              
Jikalau aku melihat Sawah menguning menghijau                                                            
Aku tidak melihat lagi Batang padi menguning – menghijau 
Aku melihat IndonesiaJika aku melihat gunung-gungung Gunung Merapi, gunung Semeru, gunung Merbabu Gunung Tangkupan Prahu, gunung Klebet Dan gunung-gunung yang lain 
Aku melihat Indonesia 
Jikalau aku mendengar pangkur palaran 
Bukan lagi pangkur palaran yang kudengarkan  
Aku mendengar Indonesia 
Jika aku menghirup udara ini 
Aku tidak lagi menghirup udara
 Aku menghirup Indonesia
 Jika aku melihat wajah anak-anak di desa-desa 
 Dengan mata yang bersinar-sinar(berteriak) Merdeka!  
Merdeka!, Pak! Merdeka! 
Aku bukan lagi melihat mata manusia
 Aku melihat Indonesia!
oleh
BUNG KARNO