Jumat, 21 Maret 2014

Kembang kopi


Hari ini yang aku baui di setiap jalanan adalah aroma kembang kopi mekar. Angin dingin desirnya membirukan ujung jemariku disetiap hentakan gas sepeda motor yang di hela.
Banyak hajatan. Orang -orang desa ekonominya membaik setelah harga kopi dan cengkeh tinggi.Banyak pergelaran wayang, ludruk, bantengan dan orkes dangdut digelar.
Jalan berkelok naik turun adalah sarapan pagi dan makan malam. Ritual yang harus aku lalui ditiap pagi naik,  ditiap malam turun pulang .

 Sebuah belik(mata air)  terdapat pohon  beringin tua. Pohon tua   itu  berdiameter empat meter  diselimuti lilitan akar yang jalin menjalin. Mata air yang tidak pernah kering selalu ramai dikunjungi wanita dipagi hari,bergantian dipakai para lelaki disiang hari. Mereka  percaya di pohon besar ini orang bajang dan para peri berumah tinnggal dan beranak pinak.
Bentuk pohon yang berlubang mempertegas gambaran disitulah pintu gerbang rumah para jin setan peri-perayangan.Tempat orang bajang bersemayam. Di bawah pohon rindang itu berbagai sesaji jajanan pasar sering disajikan,berbatang-batang  bekas hio terbakaran menancap pada bumbung bambu yang berisi pasir kali.Aroma kembang kopi  dan hio yang semerbak mengambang di udara malam, mengingatkan aku pada cerita-cerita orang-orang desa tentang dunia orang bajang, dan  para peri.Bulu kudukku meremang. peka menangkap sense itu.

Dalam kehidupan sehari-hari yang keras. Ketika jiwa lunak bertemu dengan kerasnya hidup, maka terjadilah fenomena yang dipacu oleh  entrainment keinginan didalam diri paling dalam kalbu. Maka terwujudlah sebuah imaji tentang mahluk dunia lain. Alam yang alim selau mengisi yang kosong. Seperti pendapat einstein.tentang teori relativitas nya. satu aksi akan memacu rankaian aksi yang lain.E=m.c2.salah atau benar yang aku maknai dari teori itu,siapa yang peduli. hanya newton yang berfikir keras dan bertanya-tanya sepanjang hari mengenai kenapa bisa buah apel yang matang bisa jatuh dari pohonnya. kenapa  jatuhnya kebawah kok gak menyamping ?
tiba-tiba aku jadi teringat sebait dua bait kata-kata dalam novel  Nawal el-Saadawi(77) Women at Point Zero,

 "Bagaimana mungkin untuk hidup? Hidup itu begitu kerasnya.""Kau harus lebih keras dari hidup itu, Firdaus. Hidupitu amat keras. Yang hanya hidup ialah orang-orang yanglebih keras dari hidup itu sendiri."Ya, tepat bagaikan ular. Hidup adalah ular. Keduanyasama, Firdaus. Bila ular itu menyadari bahwa kau itu bukanular, dia akan menggigitmu. Dan bila hidup itu tahu kautidak punya sengatan, dia akan menghancurkanmu."

Ya alam selalu   alim ,Ketika jiwa lunak bertemu dengan kerasnya hidup, maka terjadilah fenomena keinginan didalam diri paling dalam kalbu yang kosong. Alam akan mengisi yang kosong itu untuk mencapai harmonisasinya. Harmonisasi ini  sulit dipahami oleh orang-orang yang selalu berpikir. mengandalkan sesuatu diatas tatanan rasio otak manusia.Dulu kala sebelum manusia menemukan microscope.Apakah mereka bisa melihat microorganisme?Belum, manusia masih berteori berdasarkan intelejensia mereka. Kecenderungan manusia adalah berjalan pada aturan/syariat yang telah ada.Aturan atau pakem adalah mutlak kebenaran yan harus ditaati. Deviasi ,bias dari pakem tersebut harus menyandang sebutan : abnormal,metafisika,paranormal dan yang exstrim adalah murtad atau ajaran sesat.
Dalam kitab Al Qur'an juz ke 15-16 ,surat Al Kahfi 65-82. tersebut didalamnya pertemuan antara Nabi Musa dengan Nabi Khidhr.  Nabi  Musa memohon pada Nabi Khidhr agar beliau bisa berguru kepadanya. Nabi Khidhr menyetujui  akan tetapi  dengan satu syarat tak boleh ada pertanyaan sebelum beliau sendiri yang menerangkannya. Dari awal pertemuan itu Nabi Khidhr sudah tahu bahwa Nabi Musa tidak akan kuat bersabar ketika melakukan perjalanan dengannya. Perbuatan Nabi Khidhr melubangi perahu, membunuh seorang  pemuda, membangun dinding rumah yang hampir roboh., memicu satu hal yang tak boleh dilakukan dalam perjalanan itu ,yaitu bertanya. Dari  satu ayat-ayat tersebut  aku menyimpulkan seorang yang dianggap nabi dengan ketebalan  iman pada Tuhan melebihi manusia biasa, tidak bisa bersabar  untuk mengeja wantahkan sebuah kejadian. Yang terlihat jelek belum tentu jelek, yang baik belum tentu baik. Membunuh seorang pemuda dalam kaca mata wadag Nabi Musa adalah  buruk, tetapi dari presepsi gaib Nabi Khidhr adalah mutlak bagus  dan wajib dilaksanakan. padahal semua sudah tahu membunuh adalah perbuatan dosa besar! So jadi dimana letak benar salahnya?
Hari ini yang aku baui di setiap jalanan adalah aroma kembang kopi mekar. Angin dingin desirnya membirukan ujung jemariku disetiap hentakan gas sepeda motor yang di hela. tiba ditikungan itu.Aroma kembang kopi   yang semerbak mengambang di udara malam, mengingatkan aku pada cerita-cerita orang-orang desa tentang dunia orang bajang, dan  para peri.Bulu kudukku meremang. peka menangkap sense itu.
 (belom selesai....)
e.rahmawan.