Selasa, 09 April 2024

selamat Iedul Fitri taun ini

Lebaran  ini lebih  Semarak dari tahun  kemarin. Pasca tsunami  corona bikin ekonomi  kami hancur lebur... Hingga  kini saat ini  berkah  Rahmat Tuhan  kita masih  tetap  berdiri tegak  dan sehat  wal afiat... Pertolongan  Gusti tidak pernah  kita duga asalnya  dari mana... Yang  kita tahu aku  sekeluarga  bertahan  tetap mengamini  nasib  menunggu  senja  datang menghampiri.... 

Minggu, 04 Februari 2024

Hidayatjati


1.Ananing Dhat Adanya Dzat

Sajatine ora ana apa-apa awit duk maksih awang-uwung durung ana sawiji-wiji, kang ana dhingin Ingsun, ora ono Pangeran, anging Ingsun Sajatine Dhat Kang Maha suci anglimputi ing sipat Ingsun, anartani ing asman Ingsun, amratandhani ing af’al Ingsun."

"Sesungguhnya tidak ada apa pun ketika masih sunyi hampa belum ada sesuatu, yang paling awal adanya adalah AKU, sesungguhnya yang Maha Suci meliputi sifatKU, menyertai namaKU, menandakan perbuatanKU."

2.Wahananing Dhat tempat Dzat

"Sajatine Ingsun dhat kang amurba amisesa kang kawasa anitahake sawiji-wiji dadi pada sanalika sampurna saka kodrat Ingsun, ing kono wus kanyatan pratandhaning af’al Ingsun kang minangka bebukaning iradat Ingsun, kang dhingin Ingsun anitahake kayu aran sajaratu’lyakin tumuwuh ing sajroning alam adammakdum ajali abadi, Nuli cahya aran nur muhammad, nuli kaca aran mirhatulkayai, nuli nyawa aran roh idlafi, nuli damar aran kandil, nuli sesotya aran darah, nuli dhindhing jalal aran kijab. Iku kang minangka warananing kalarat Ingsun."

"Sesungguhnya AKU (Allah) adalah dzat yang maha kuasa yang kuasa menciptakan segala sesuatu, jadi seketika, sempurna berasal dari kuasaKU (Allah), di situ telah nyata tanda perbuatanKU yang sebagai pembuka kehendakKU, yang pertama AKU menciptakan Kayu bernama Sajaratulyakin tumbuh di dalam alam yang sejak jaman azali (dahulu) dan kekal adanya. Kemudian Cahya bernama Nur Muhammad, berikutnya Kaca bernama Mir’atulhayai, selanjutnya Nyawa bernama Roh Idhofi, lalu Lentera (damar) bernama ‘Kandil’, lalu Permata (sesotya) bernama Darah, lalu dinding pembatas bernama Hijab. Itu sebagai tempat kekuasaanKU (Allah)."

3 Kahananing Dat Keadaan Dzat

"Sajatine manungsa iku rahsan Ingsun lan Ingsun iku rahsaning manungsa, karana Ingsun anitahake adam asal saka anasir patang prakara, bumi, geni, angin, banyu. Iku kang dadi kawujudaning sipat Ingsun, ing kono Ingsun panjingi mudah limang prakara, nur, rahsa, roh, napsu, budi. Iya iku minangka warananing wajah Ingsun kang maha suci."

"Sesungguhnya manusia itu rahsaKU dan AKU itu rahsanya manusia, karena AKU menciptakan Adam berasal dari empat perkara, bumi, api, angin, air. Itu sebagai perwujudan sifatKU, di sana AKU tempatkan lima perkara, nur, rahsa, roh, nafsu, budi. Itulah sebagai perwujudan wajahKU yang maha suci."

Minggu, 21 Januari 2024

raden ronggo sang “pahlawan terakhir”

Jenazah Raden Ronggo dan  Sumonegoro di bersihkan di
Bengawan Solo, dibungkus dengan kain putih dan  diserahkan
kepada Purwodipuro untuk diangkut ke Yogya. Begitu jenazah
tersebut tiba di ibu kota kesultanan,  Sultan memerintahkan kedua jenazah itu ditaruh dalam keranda
terbuka dan digantung di persimpangan di Pangurakan dekat gardu di
alun-alun utara, di mana biasanya jenazah penjahat yang dihukum mati
dipamerkan.., kedua jenazah tersebut  mungkin dilihat oleh P Diponegoro dalam perjalanannya ke keraton. sebelum kedua jenazah itu diturunkan dan di kebumikan pada 22 Desember di pekuburan para pengkhianat di Banyusumurup arah tenggara Imogiri.....
#########

Meskipun hidup Raden Ronggo berakhir getir, pemberontakannya
merupakan peristiwa besar dalam sejarah keraton Jawa tengah-selatan
sebelum pecah Perang Jawa....

Arti politik semua ini tidak luput dari kesadaran Diponegoro.
Kekagumannya pada Ronggo ditulisnya dalam babad karyanya. Inilah
seorang bangsawan muda Yogya, yang nyaris seusia dengan dirinya,
seorang lelaki seperti dia yang menikmati hubungan erat dengan
berbagai paguyuban Islam-Jawa dan yang siap terjun berjuang daripada
wafat menyedihkan se bagai seorang tawanan penguasa Eropa. Dalam
banyak hal, Ronggo ialah seorang kesatria, pangeran wirayuda. Bagi
Diponegoro Ronggo merupakan suri-teladan manakala ia menghadapi
situasi ekonomi dan politik yang serupa di jan tung Jawa tengah-selatan
dalam dasawarsa menjelang Perang J awa. De ngan pertalian keluarga
yang dekat dengan Ronggo, pertalian yang di perkuat berkat sejumlah
pernikahannya dengan putri dan keponakan al mar hum Bupati Wedana
itu (Apendiks III), dan kepercayaannya yang besar terhadap putra
almarhum yang masih remaja, Sentot, sebagai pang lima kavalerinya yang utama, tidaklah mengherankan bahwa Diponegoro telah memperlakukan
Ronggo sebagai “saudara sedarah” dan juga sebagai “pahlawan terakhir”
Kesultanan Yogya. Ketika giliran Pangeran tiba untuk maju membela
keutuhan moral dan kerohanian ta tanan lama masyarakat Jawa, ia akan
melakukannya di bawah panji yang lebih luas, yaitu Islam J awa, dan
dengan imbauan semangat Ratu Adil. Meski semangat itu tak tertandingi
oleh Ronggo, arwah Bupati Wedana yang sudah tewas itu dan kenangan
pada raja-raja Mataram yang wirayuda (ratu pinarjurit) akan terus
membayangi perjuangan sang Pangeran, persis seperti Mangkubumi
membayangi pemberontakan Ronggo yang gagal itu...
jumput sana sini dari: KUASA RAMALAN Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 PETER CAREY

Minggu, 14 Januari 2024

Aku Masih hidup



Aku masih hidup
Aku sehat sehat  saja 
Aku Masih ngrokok
Kadang minum dikit2
Masih nggambar  Dan buat puisi.... 

Aku punya keris sekarang
Nggak banyak... Kesukaan ku keris bekas  dukun...murah Tapi paten...
Aku pengin bisa nyantet... Ya nyantet  kamu...Aku  buat jatuh cinta padaku setengah  MATI.... Lalu.... Aku tinggal  pergi! 

Senin, 01 Januari 2024

black true

Orang
bilang hidup ini adalah potongan-potongan pilihan. Sesuatu tidak terjadi secara
kebetulan. Semua skenario telah terprogram di alam Lauhul
Mahfud, di alam Kelangitan. Sekeras dan seteguh apa pun usaha
manusia, tetapi ketika melewati batas garis
pinasthi yang sudah ditentukan, ia akan menyerah dan kembali pada alur
garis kehidupannya.
Repotnya,
manusia tidak diperkenankan melihat takdir hidup yang harus dijalaninya di
dunia ini sehingga dapat dikatakan bahwa manusia itu
berjalan di dalam kamar gelap dan mencari kucing hitam di dalam
karung berwarna hitam pula. Meraba-raba dalam gelap
sambil berharap apa yang dijalaninya ini sesungguhnya telah
sesuai dengan takdir hidup yang sudah diteken kontrak ketika
masih berwujud roh di alam roh Kelangitan dahulu.
Seandainya manusia tahu rute perjalanan hidup yang harus ia
tempuh, mungkin tidak sedemikian kompleks permasalahan hidup
itu

Senin, 23 Januari 2023

Yasmin ...straight to hearth

Yasmin ...oleh Rahmawan D eko

Bogor tertulis rerampaian macam rupa...aku sendiri belum sadar...sampai disini dalam kekosongan...sriman sriwacana...gilang batu sang  maharaja...menapakkan terompah liman sela...seloka seloka dalam gulungan goibi...qolbi tan siri...blur  saut menyahut...wacana wacucal hari ini...petruk mandega Ratu..uwas e ucul...pranata sabda hinggil...uwis ucul...ganti warno..ganti wacono..wacucal cikal.....jangka terjadi karna pribadi...wayah ka handap...prabu! ..lakon selanjutnya  yang utama ...  wujud dari moksa...Ya Parta ...ya Irawan...termangu engkau...bimbang...dalam peperangan ini..kurusetra...kau bunuh saudaramu atau engkau terbunuh oleh saudaramu...Bisma kakekmu ...penjaga wangsa kuru...pembiaran  kejahatan adalah ketidak adilan...atas nama apa? kesadaran jiwa?...netralitas?.. semu!...Ya daksa rupa kresna..berkata:...sadarkah kau Harjuna ...ada tri masa...lampau sekarang esok...Tuhan itu pun...pencipta pemelihara penghancur....Al Khaliq..Al Muqit..Al Mumit....Rawuh lah..muncullah sebagai pembeda...gelap dan terang...pendawa kurawa...didalam Rama pasti ada Rahwana...didalam  Rahwana pasti tersimpan Rama...didalam gelap akan kau temukan  terang...Nabi Yunus  dalam perut ikan
 paus...temukan  cahaya....dalam.sanubarinya....aku termangu dalam lingkaran hujan...dihalte bis bulevard yasmin...semua berlindung dari derasnya hujan sore itu...cekungnya  atap halte ini cukup menggambarkan mulut paus yang nganga...aku Yunus yang terperangkap dalam ikan paus itu....ya Aku Yunus... Dalam kegelapan itu...hujan menjadi jadi..aku surut kedalam halte...siapa sangka hari ini aku disini? Siapa yang tau masa depan? Aku selalu mengingat mu...ditiap titik air yang jatuh itu...di tiap titik itupun aku harus lupa...aku rahwana yang tidur dalam pelukan mandodari setelah gugur membela Alengka...santoṣâhĕlĕtan kĕlir sira sakêng sang hyang Jagatkāraṇa,...Ia tabah dan hanya layar wayang yang jauh dari ' Penggerak Dunia'....reroncean kembang  didada satria itu.. dupa kemenyan ribuan stanggi dinyalakan ...ia sang satria alengka tlah gugur...Sang Siwa menangis kesayangannya telah gugur karena tipu daya.. terjadi lagi pengulangan  sebelum dan sesudahnya...seperti hujan ini adalah pengulangan pengulangan...periodik!...aku sebut Raden Haryo Jipang..Beliau adalah Prabu Rahwana kala masa nya...hancur karna interik...agar tak bisa naik tahta...padahal  beliau  haknya sebagai raja...Beliau seorang hafidz Qur'an kesayangan Njeng Sunan Kudus....kala saat ini pun yang digaungkan dalam cerita ketoprak tobong..beliau seorang  berangasan kasar bekasakan...bukan seorang yang romantis...idealis...lurus...dan gampang  terharu menangis....dan suka menulis puisi...untuk sang kekasih yang tersembunyi....Rahina Van Japara...
(Hujan makin seru menyanyikan hymnenya)
Gelegar petir menyambar sisi depan kiri ku...mobil tidak bergerak dari sisi Bogor atau sisi Cibinong..ada pohon tumbang mungkin?...ya gelegar itu mengingatkanku pada akhir kematian Rahwana....tawa menggelegar ketika nyawanya oncat dari raganya...inilah akhir dari penderitaannya...hidup dalam wujud daksa dasa muka dan kisah cinta tak terbalaskan...Dewi widowati ya Sang Dewi Sri ya Sang Shinta....
Dan terbunuh oleh Rama titisan sang dewa Wisnu...semua tumata titine kanthi titahe Gusti...(Hujan sedikit reda....)
Mata dewi Mandodari berkaca kaca..tubuh sang satriya Alengka  itu di lalap api...moksa.. moksa dalam tarian kebijaksanaan Sang Siwa..sang Dasamuka ya Rahwana teriakan menggemuruh mengakhiri  hidup sang penguasa triloka....dikejauhan sana..Dewi Shinta epos abadi dewi Widowati berpesan pada dua puteranya...nak kala kau besar jadilah seperti sang Dasamuka ya sang Rahwana...mata nya tajam setajam Rajawali..melihat jauh kedepan...daripada meratapi  ketidak sempurnaan sepuluh wajahya!...shinta pun tenggelam ditelan sang ibu pertiwi....
(Hujan pun berhenti....)
Akhir tahun 2022







Jumat, 23 Desember 2022

jejawokan


....panjang nagara tunjung sampurna sampurna jumeneng manusa nur...
​Alloh kadi putih, nur...
Alloh kari wujud, nur Alloh wawayangan, biroh​matika ya arhama rohimin....

​Sangiyang sir bisi keur calik di
kulon gerua mulih ka Pancatengah ​Sangiyang sir bisi keur calik di
kaler geura mulih ka Pancatengah ​Sangiyang sir bisi keur calik di
wetan geura mulih ka Pancatengah ​Sangiyang sir bisi keur calik di
luhur geura mu/ih ka Pancatengah ​Disampakkeun gedong anu
pageuh....
Wa/lohualam .Ari duana sir sadana Rasul
Sulaeman........

kornel Pangeran

Dalam penyebutan istilah bahasa asing di lidah orang jawa atau sunda sering kali sulit,maka orang jawa atau sunda menggunakan penyebutan pada istilah tersebut dengan sebutan yang mendekati dalam lafal dan bahasa mereka...semisal kolonel jadi kornel.
Hair net jadi harnet dan sebagainya...
Tetapi bukan itu yang mau saya  bahas...tapi bukan berarti itu tidak ada hubungannya...ini berkaitan dengan relik masa silam perlawanan seorang bupati yang dianugrahi  gelar kolonel .dan terkenal dengan nama PANGERAN KORNEL.adalah nama julukan
Pangeran Kusumadinata, Bupati Sumedang tahun 1791-1828, Pangeran Kusumadinata yang juga disebut sebagai Pangeran Surianegara oleh Belanda diangkat sebagai kolonel tituler. Istilah “kolonel” yang masih langka pada zaman itu, Sifat keras beliau ditunjukan dengan sikap perlawanannya pada Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811) pada tahun 1809. Peristiwa  itu disebut Cadas Pangeran . Sebuah tindakan perlawanan simbolik atau protes dari Bupati Sumedang ketika itu, Pangeran Kusumadinata IX (1791 – 1828), ambisi dari Gubernur Jendral Herman Willem Daendels yang berniat untuk membangun jalan dari Anyer ke Panarukan. Dan inilah yang telah  menngekitik hati beliau karena telah banyak korban dari rakyat sumedang yang  mati karena kerja rodi karena pembangunan jalan ini...
Kecadasan Pangeran yang ber nama kecil Raden Asep Djamu...adalah dengan menantang secara terang terangan Deandels....Dikisahkan bahwa  beliau melakukan jabat tangan dengan sang Gubernur menggunakan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan sang pangeran kornel ini siap dengan memegang keris pusaka. Tindakan tersebut membuat Daendels sangat terkejut...dengan sikap sang Pangeran dan alih alih bertanya  muasalnya...dan karena inilah akhirnya dendels bermuslihat Pangeran Kornel dan ratusan rakyat Sumedang gugur dibantai oleh pasukan Belanda....dan sebagai penghormatan diberikan nama ...Jalan Cadas Pangeran.
@rahmawan D eko dari berbagai sumber.