Tiga
puluh satu desember
Akhir
tahun dua ribu tiga belas
Sisa
waktu sudah di hitung
Sedari
satu tahun yang lampau
Ada
kegembiraan ada duka pula
Dalam
bimbang memaknainya
Ada
Tanya pertanyaan sampai dimana?
Hidupmu
sekarang sampai?
Lalu
dengan hembusan nafas mu
Kau
hela hati risau dengan nyanyi
Lagunya
adalah sama dari tahun itu
Ketahun
yang sekarang.
‘auld
long shine'
Apa
kabar ibu?
Dadamu
masih terbakar
Karena
kemo yang disuntikkan?
Bagaimana
bapak?
Terbujur
di kuburan itu
Bagiku
itulah tempat terdamai dibumi
Toh
juga sekarang tak perlu berpikir
Tentang
listrik yang naik
Beras
naik.dolar naik
Devaluasi
rupiah yang hancurkan
Toko
kita, atau uret yang menguningkan daun
Daunan
kebun salak kita.
Rinduku
pada mu pak
Terobati
sudah oleh lahirnya cucumu.
Ibupun
menua perak rambutnya
Jajanan
buatannya masih enak
Seperti
dahulu
Ah
rohul yang terjebak dalam wadag
Menua
dalam himpitan masa
Rentan
dalam duka,lara, nestapa
Jiwa
selalu merdeka dalam nafas keabadian
Ada
kegembiraan ada duka pula
Dalam
bimbang memaknainya
Ada
Tanya pertanyaan sampai dimana?
Hidupmu
sekarang sampai?
Hujan
gerimis membasahi desember
Akhir
tahun akan sampai saatnya
Kalanya
orang meluapkan rasa gembira
Menyalakan
langit dengan kembang api
Menyuarakan
hingar bingar pada hening
Susuri
aspal ke aspal pikiranku
Adalah
kanak-kanak itu
Jagoan-jagoan
titipan Tuhan
Malam
ini pintanya bermalam tahun baru
Hujan
rintiknya jarang bukan halangan
Sampai
pesta dilangit selesai
Usai
itu lalu pulang.
Kanak-kanak
itu ocehannya
adalah
tentang kembang api
Cahaya
warna warni di langit
Kalahkan
kerlap –kerlip bintang
Sorak
sorai terompet
Menutup
desir angin juga keheningan.
Ah
rohul yang terjebak dalam wadag
Aspal
tak terputus oleh antrian mobil
Berbahagia
sejenak menikmati
Halusinasi
cahaya warna warni
Penatnya
masa kemarin lupakanlah
Marilah
sejenak mabuk
Dalam
euphoria tahun baru.
Kali
ini .
31
desember 2013.@e.rahmawan