Senin, 22 Oktober 2012

SWINGING WING!





wing...keep on swinging...wing...pagi tadi setelah sarapan,kayuh pedal keterminal pandaan,duduk di trotoar pasir,..menunggu karnaval sedekah bumi.reramean di jalan raya,bikin jalanan sumpet tak jalan, tumpah ruah manusia menanti harap bedah desa bedah bumi.harap bersemi para petani industri......ah ya ya ya...wo..aaaa...ada slilit digigi saya!wing...keep on swinging...wing
Saya pernah ngobrol dengan wing,beberapa waktu yang lalu. Diakhir tour de aseannya...wing menyempatkan singgah di pandaan, kota kecil yang diapit gunung-dan pegunungan berhawa sejuk..... sebelum Wing  pulang ke Lombok.  
Ditahun ini pula wing berharap bisa melanjutkan " The Journey Of Silence" menuju negeri Kangguru Australia....Pada setiap kota yang di singgahi wing...Wing mengamen dan memainkan lagu balada hijaunya....lagu yang berisi peristiwa-peristiwa hidup, lingkungan yang ia lewati selama melakukan perjalanan sunyi ini...
Pada tahun 2011 lalu National Geography Asia,mulai mendokumenterkan perjalan Wing Sentot Irawan. Wing lahir 8 Agustus 1965,di Magelang....Pernah bekerja sebagai guru.dan aktif berkesenian di Lombok.  Selain hebat di musikali Wing hebat pula berakting dalam keteateran... Wing berasal dr  Desa Parampuan, Kecamatan Bajur, Mataram, Nusa Tenggara Barat, berkeliling Asia Tenggara menggunakan sepeda. Dengan bekal dana yang diperoleh dari pemerintah setempat dan donatur hanya Rp 5 juta rupiah. 
Pada awal petualangannya bersepeda...Wing  melakukan perjalanan bersepeda mulai tahun 2008, Wing tidak pernah memaksa untuk mendapat bantuan dana. Bahkan perjalanan bersepedanya dimulai dengan sepeda yang dibelinya di pasar loak, seharga Rp 125 ribu merek Federal. Baru saat melakukan perjalanan kedua tahun 2010 ke Sorong, Papua, dia bisa membeli sepeda yang cukup mahal, Rp 2,5 juta, dan sepeda ini pulalah yang dipakainya untuk keliling Asia Tenggara...
Saya pernah bertanya pada mas Wing, dari karya musikalisasi puisinya mana yang paling berkesan di hati mas wing?
dan lelaki tinggi berambut gimbal ini menjawab : 

"Setiap kali melihat daun jatuh selama saya bersepeda, saya merasa ada sesuatu yang membuat saya tidak mengerti siapa saya ini. Tapi dengan pertemuan seperti ini saya mulai merasa cukup. Maka setiap kali saya mampir di suatu kota, saya mencoba berbuat sesuatu," 

Selama 3 hari ini saya  sering "jagongan " dengan Wing...banyak yang saya petik dari hasil perjalanan sunyinya...tentang teorinya bahwasannya alam ini berbicara dengan caranya sendiri....Alam selalu alim...menyesuaikan diri dengan sekitarnya...Jagad besar dengan jagad kecil yang selalu bergumul dalam keharmonisasiannya.....Wing mengatakan alam seperti  kaset kosong yang merekam,meresapi segala kejadian yang ada disekitarnya....Tak heran jika di rumah Tua yang angker terdengar suara-suara masa lalu.....wing menyebutnya sebagai fenomena ORBS dan CYCLE....
selama perjalanannya Wing belum pernah bertemu setan periangan dan sesuatu yang berbau mistis. satu pengalaman yang membuat wing terheran-heran dan takjub saat di Palu ia menyaksikan dipinggir jalanan hutan seekor GORILA besar sedang berdiri dijalan.....

@rawont untuk  jurnal kecil saya.....
menanti karnaval datang

wing sentot irawan  berkeliling asean untuk mengkapanyekan lingkungan hidup.

memoteret vespa lewat..


memandang keanehan
kaki wing

posisi wing
tertawa

slilit

memoto suasana
biker vs biker


Kalopun ada cermin...cukupnya buat melihat sebelah mata...satu senyuman dalam bibir...satu lubang hidung....sederet gigi...segerombol rambut di jenggot, kumis..dan keti ...
mmutar-mutar kumis
Setidaknya merah putih kecil,selalu berkibar tegak di speda itu.. usang rakus melahap warna..hingga "ndog kermak " malu-malu sembunyi dalam lipatan merah putih. ....


sayang kalo dibuang...kerak kopi merekat...gemerincing cangkir kaleng...membunyikan ketukan karabiner...tanda pedal masih dikayuh....



berapa banyak pasir,berapa banyak tanah...berapa banyak kebun ,kampung,peceren...air comberan dan guyuran air hujan yang merekat....berapa jam berapa waktu..sudah terlampoi...... 
melihat ruji-ruji
lumpur di ban sepeda

========================================================================

Wing Sentot Bersepeda Keliling ASEAN


TEMPO.COKuala Lumpur - Keprihatinan akan perubahan iklim dan pemanasan global, menggugah Wing Sentot Irawan, 47 tahun, untuk melakukan kampanye peduli lingkungan. Dengan setelan “nyeleneh” khas anak-anak teater, seniman kelahiran Magelang tersebut mengayuh sepeda dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan berencana mengelilingi Asia Tenggara.

“Saya berangkat dari Lombok sejak 6 Januari 2012 lalu” kata Wing kepada Tempo saat menemuinya di Kuala Lumpur, Kamis, 3 Mei 2012.

Setelah melakukan perjalanan sekitar empat bulan dari Lombok ke Batam, mantan guru SMP di Lombok Timur ini menyeberang ke Singapura untuk selanjutnya kembali mengayuh sepedanya ke Malaysia melalui negara bagian Johor.

“Ternyata di Malaysia iklimnya lebih panas dari Tanah Air, ya?” kata Wing saat ditanya perasaannya setelah sampai di Malaysia. Suhu yang panas itu, kata Wing, kemungkinan akibat hampir seluruh negara ini dipenuhi ladang sawit dan kebun karet.

Karena itu, alumni Universitas Mataram (Unram) ini ingin memberi saran kepada Walhi dan pihak-pihak yang terkait dengan lingkungan di Indonesia untuk melakukan penelitian kadar konstruksi tanah terhadap perubahan cuaca. “Biar enggak panas kayak di sini,” kata Wing.

Sebelum melakukan tur ke Asia Tenggara ini, kata Wing, ia telah dua kali melakukan perjalanan dengan bersepada dari Lombok ke Sabang-Aceh pada tahun 2008 dan dari Lombok ke Sorong-Papua pada tahun 2010. “Bila rencana keliling Asia Tenggara kali ini sukses, saya berencana mengayuh sepeda dari Lombok ke Australia,” ujarnya.

Tak hanya berkampanye dengan mengayuh sepeda, selama perjalanannya dari Lombok hingga Batam, Wing mengaku melakukan kampanye lewat puisi dan teater. “Saat Hari Bumi 22 April lalu, saya melakukan orasi lingkungan di Batam. Waktu di Jambi saya juga mengadakan musikalisasi puisi tentang lingkungan,” katanya.

Wing berharap, apa yang ia lakukan menggugah keprihatinan semua pihak untuk lebih perduli terhadap pelestarian lingkungan. “Jika perjalanan ini selesai, saya ingin membukukan pengalaman saya dalam bentuk puisi tentang lingkungan,” katanya.....

Selasa, 16 Oktober 2012

Ciptoning kahula


bulan  belum  sempurna..

Daunan dilem terbakar, aromanya menyebar memenuhi bahana. Kabut bercampur debu, menyatu dengan asap hio, bertebaran diantara bebatuan,pohon-pohon besar, diantara tanda-tanda sejarah di pegunungan Indrokilo.Tercatat dalam lakon “Begawan Ciptoning “,cerita pewayangan yang menjadi sumber ngudi kawruh budhi selain “dewa rutji “ dan “serat kalimo sada “


Dikisahkan dalam lakon begawan ciptoning, Arjuno bertapa brata memohon kepada Gusti kang akarya jagat untuk memberikan kemenangan pada pendawa , Saat nanti perang baratayuda digelar di tegal kuru setra. Dananjaya nama lain dari arjuno, menanggalkan baju ksatrianya,baju zirah, tameng waja, gendewa, cemeti anak panah serta pusaka dan kesaktiaannya.  
Madeg , Mantep , Minandhita....
Di pegunungan Indrokilo ini Janaka, mengganti namanya menujadi Begawan Mintoraga. Karena kegenturannya menjalankan tapa, Begawan Mintoraga dipanggil Ciptoning. Ciptoning berarti pikiran yang hening. Mintoraga adalah raga atau tubuh yang berdoa.menembah mring gusti...

hio dihidupi disetiap petilasan,oleh para peziarah.
Langit bertaburan bintang,sesekali terlihat satu dua bermain mata,berkedipan. Bulan belum sempurna, bentuknya seperti mata kucing siam berwarna kuning kehijauan. Langit bersih terang menerangi jalanan terjal menanjak empat puluh lima derajat. Membuat kami terpaksa mendorong sepeda motor kami. Broomviet satu dua bertumbangan karena OVER HEATING!

tanjakan berat menanjak
lebih baik di dorong saja
Suara kenalpot mengaum-aum membangunkan dhemit, tetekan,wewe gendruwo, kuntilanak dan segala siluman yang bermukim dilereng Indrokilo..

 ooooomm...
jalma pinilih, pethingane manungsa, pitatane dumadi...
  ... pana pranaweng kapti, tan samar pamoring....

suksma, sinuksmaya winahya ing ngasepi.....

warana, sinimpen telenging kalbu, ...
tarlen saking liyep-layaping aluyup....
ooooomm... 

filsafat Jawa akan bersemayam dalam sanubari

Manusia berjiwa agung, yang tidak kaget atas
segala perubahan sosial, karena dalam dirinya 

hatinya selalu terang bender`ng.

dan...Layar kesadarannya
akan memantulkan aura kewibawaan....

@ rawont untuk jurnal kecil saya...




berpose sebelum berangkat
melepas dek agar speda tidak rusak....


beristirahat di pos 1

istirahat di satrio nanggung


seorang bapak yang merangkap jadi  peternak kambing etawa
seorang bapak yang merangkap jadi  buruh paberik
seorang bapak yang merangkap jadi  simpei karate...


seorang bapak yang merangkap jadi  eksekutif security


 bro dar dan bro bud  didepan gapura indro kilo sebelum ke puncak

menuju ke puncak indrokilo

duduk di kursi bung karno

kursi batu ini dulu pernah di duduki bung karno ketika menyepi di indrokilo

berpose

kedinginan

bermain dengan cahaya



Sabtu, 13 Oktober 2012

The Right Thing




 
 
One day I know
Gonna leave this all
Lift off to heaven

Lights flying 'cross my eyes
Oh it seems like
This could be mine

Come on
It's time I do the right thing
Oh baby, baby, gonna do the right thing

One day I know
Gonna leave this all, love
Gonna leave this
Leave this all for heaven

One day I know
Gonna leave this all, love
Gonna leave this
Leave this all for heaven
Oh no

No life to live
Gonna leave this
Leave this all for heaven

One day I know
Gonna leave it all, I know
Gonna leave this
Gonna leave this all for heaven

Oh Lord, save me,
I wanna do the right thing
Oh it's time
Oh Lord, save me
I wanna do the right thing
Oh it's time
Oh Lord, save me,
I wanna do the right thing
Oh it's time
Oh Lord, save me,
I wanna do the right thing
I wanna do the right thing
Oh oh, it's time
I wanna do the right thing
 
 Genre: Electronic
Label: Little Idiot
Release Date: Dec 2011
Artist: Moby feat. Inyang Bassey
Title: The Right Thing (R
emixes)
 
 

Why does my heart feel so bad


Why Does My Heart Feel So Bad? from Moby on Vimeo.


 Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad? Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad?
Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad? Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad?
These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors
Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad? Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad?
These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors
These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors These open doors, these open doors
Why does my heart feel so bad? Why does my soul feel so bad?

Minggu, 07 Oktober 2012

Mangsa Kapat

-->



Mangsa kapat ,Julung pujut  penanggalan jawa yang ke 7 Dulkangidah ,tepat di hari Minggu Kliwon tahun  1945 jawa, atau 23 September 2012..

Angin berhembus keras melewati kisi-kisi daun jendela, sepertinya kemarau  akan segera berakhir,mungkin juga sebentar lagi akan hujan.Pohon-pohon randu berbuah lebat setelah sebulan lalu daunannya meranggas. Buahnya nya bergantungan ditiup angin kering,membuat kulitnya yang semula hijau menghitam kecoklatan. Melegam gemeretak pecah membuat kapuk putih didalammya berhamburan tertiup angin, ehm akhir kemarau...awalan musim hujan...mungkin? di jaman yang tidak pasti ini musimpun tidak bisa ditebak kemana larinya...."waspa kumembeng jroning kalbu " candraning mangsa untuk bulan ini dalam penanggalan Jawa saya. Saatnya langit mulai berkaca-kaca. awan mendung mulai datang menyelimuti langit. Sudah mulai turun hujan. Kemarau panjang kering menguningkan segala tanaman,tanah subur di sawah merekah menanti sang hujan menyirami relung relung yang merekah keras!  Angin berhembus keras melewati kisi-kisi jendela....
Seperti hari hari yang selalu kami lalui, setiap malam sehabis bekerja berkumpul bersama,untuk makan. Berteman televisi crt 14" inch, bertanya jawab apa yang terjadi seharian tadi. Dan tanpa meja makan, lauk terhidang, duduk bersama beralas tikar eva hijaunya pudar. Riuh piuh makanpun dimulai dengan doa Rahman,Yuma...

******************************************

Sudah lama saya ingin menulis , tetapi tertunda karena pikiran-pikiran  yang semrawut,berpola abstrak. seputar periuk nasi njomplang(jatuh ), anak sakit, piti (biaya) dan piti persoalan khas fakir miskin.  Ha ha ha  persoalan khas fakir miskin? Persoalan memalukan tersebut disebut sebagai biangnya kekafiran. Proses pengkafiran masal internasional oleh kapitalisme barat. bagaimana tidak ? Bangsa ini  sejatinya adalah bangsa yang hidup dengan berakar dari buminya. Tanah yang subur,luas, diapit samudra, gunung-gunung berapi bertebaran, berjuta-juta kekayaan alam yang melimpah. Tongkat ditancapkan tumbuh lebat jadi pohon.Jaring ditebar ikan dan udang akan kau dapati....bangsa ini dipaksakan menjadi buruh. Petani,nelayan anak turunnya pola hidup cara berfikir di moderenkan dijadikan sebagai tenaga kerja paberik. Doktrinisasi masal,proses pengkafiran pemikiran gaya hidup makin menjadi-jadi. Faham marheinisme tersingkir menjadi faham liberalisme kapitalisme, Siapa punya modal dialah pemilik dunia. Egoisme tumbuh solidaritas kemasyrakat tumbang. dan tumbuhlah agama kebendaan, kembalilah ke jaman  kegelapan,Agama penyembah berhala di anut, Latta wal uzwa hidup lagi....tidak secara fisik tetapi secara idiologis dan  menjadi dogma dalam setiap langkah hidup manusia moderen, manusia industri...., Sawah ladang nan luas disulap jadi belantara industri. Pohonan hutan lebat serakah dirambah. Bumi diperkosa dihirup diambil untuk dijual. Kalaulah bisa berteriak dia akan berteriak keras "Kowe ki pancen ASU (baca : tidak baik )!"  Sekarang yang paling hebat adalah proses arabisasi Indonesia.  Proses arabisasi yang saya maksud adalah proses unfertilisasi tanah subur indonesia, dengan menggunakan kelapa sawit. Pohon kelapa sawit adalah pohon jahat ia menyedot unsur hara,unsur kesuburan tanah, Apa yang terjadi jikalau tanah  sudah tidak subur lagi? Menjadi sahara ,padang pasir,seperti di negara arab sana. Inilah yang saya maksud dengan arabisasi alam indonesia. 

 Westernisasi  dan  arabisasi . Kedua nya menggempur habis-habisan  alam, ideologi  dan budaya indonesia. Peta pemikiran,ideologi  orang Indonesia makin terpetak-petak.Tersebut lah jargon ,tertulis jelas di pita yang dicengkeram garuda pancasila "Bhineka Tunggal Ika ".Kalimat yang di sunting dari kitab sutasoma tersebut berarti : Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Saat ini kalimat itu hanya tinggal jargon pengisi rasa nasionalisme semu. Apalagi setelah dihembuskan  otonomi daerah dan negara serikat oleh Amien Rais. Rasa nasionalisme makin bertumbangan. bagaikan sapu lidi berserakan...Bukankah keinginan kita adalah menjadi lebih baik? tapi lihat lah sekarang. Era serba otononomi. Tidaklah menjadi semakin murah terjangkaunya kebutuhan hidup, pendidikan kesehatan ,malah makin mahal!  Amien Rais sang  tokoh reformis megadopsikan paham liberalisme. Beliau behasil...semua yang ada diindonesia go internasional, pendidikan standar Internasional. Bahasa sekolah menggunakan bahasa internasional. Dan jangan kaget kalau harganya juga standar internasional. MAHAL Cak!
Disinilah Teori Darwin, berperan siapa yang kuat dialah yang survive....bahasa kasarnya "ASU GEDHE SERO NJEGOKKE!"
Anjing besar keras gonggongannya. Yang miskin jelas makin miskin, inilah proses pengfakir-miskinan  genetik!  Yang miskin tentunya tak  bisa sekolah tinggi-tinggi karena faktor biaya. 

Pernah dengar lagunya Susan,Ria Ernes orang Surabaya,"Susan,Susan, Susan...besok gede mau jadi apa ?...Aku mau pinter ,besok gede biar jadi  dokter..." itu hanya berlaku dulu di eranya Pak Karno dan awal pemerintahannya Pak Harto..banyak orang pinter dari kalangan kelas teri bisa sekolah tinggi. SEKARANG ? HARI INI ? PINTER BUKAN JAMINAN ,Hanya orang kaya yang bisa jadi dokter, atau setidaknya anak-anak para koruptor.
 Dan lagunya  Ria Ernes sekarang sudah ganti menjadi : "SUSAH,SUSAH,SUSAH...BESOK GEDE MAU JADI APA?...."(sambil memaki-maki...hahaha)

 Padi menguning siap dipanen, bulirnya bergantungan melambai-lambai menunggu  ani-ani  (alat potong padi tradisional berbentuk seperti kerokan pemotong jenggot) memotong batangnya. Para gadis ,wanita bersukaria sambil berdendang lagu yang mereka bisa,memetik kemudian di masukkan kedalam te'nggok (keranjang yang terbuat dari anyaman bambu ) . Dirumah si empunya sawah tergelar tikar anyaman bambu. Sudah disiapkan untuk iles-iles. Iles-iles adalah cara yang dilakukan para petani tradisional untuk memisahkan  bulir-bulir padi dari batangnya.  Caranya dengan menginjak padi tersebut dengan kaki. Dan disinilah saya bisa melihat bagaimana seorang wanita jawa mengekpresikan diri setengah menari sambil menginjak nginjak batang padi. Suara batangan padi beradu alas tikar bambu,ber ritme teratur bersahutan dengan pebincangan hidup sehari-hari ahh sungguh dinamis sekali ...Saya sangat merindukan suasana itu euforia panen padi, jenang brendul (bubur merah yang terbuat dari tepung beras,didalamnya terdapat butiran bulat kecil yang seperti bakso inilah yang disebut brendul, berasa manis, manis gula jawa, biasanya ditemani dengan bubur putih,disebut bubur mega ),jenang ini dijual dan mata uang tidak digunakan, alat bayarnya adalah gabah dengan ukuran genggaman tangan, biasanya si pembeli membiarkan  dengan sukarela si penjual jenang mengambil beberapa genggam gabah dari senik atau te'nggok kecil upah dari pemilik sawah. Nah inilah semangat kemandirian,kebersamaan yang bisa ditangkap oleh Ir.Soekarno, hingga tercetuslah marheinisme.

Dari potret panen diatas bisa dilihat kebersamaan dalam menikmati berkah, yang punya sawah bisa panen zonder (tanpa) mengeluarkan uang untuk tenaga kerjanya, Tetangga yang tak empunya sawah  bergembira karena juga bisa menikmati berkah panen sawah tetangga, semua bergembira. Dan HEBATNYA tak ada uang yang bergulir disini....si miskin berjaya, semua memperoleh surganya.

MUNGKIN jika negara indonesia mempunyai filsafah euforia panen padi tadi, negeri ini tidak akan disetir oleh negara lain. Kita selalu ingin tampak hebat dimata negara lain tapi keropos didalamnya..Saya lupa, ditahun berapa indonesia memutuskan untuk masuk pasar bebas. Padahal waktu tersebut indonesia belum siap, tapi demi cari muka  indonesia masuk saja. Padahal negara besar seperti Republik Rakyat Cina, menolak untuk masuk  karena merasa belum siap......terbuktilah penundaan masuknya cina menjadikan cina sebagai macan ekonomi Asia.....sedangkan indonesia  yang waktu itu sempat menduduki  peringkat macan asia sekarang sudah mengkeret (mengecil)  jadi kucing asia...setidaknya itulah yang disindirkan salah satu tokoh dinegeri seberang Mahatir atau Lie kuan yu...(saya lupa namanya).
Seorang teman ,penulis buku "Gadis Gurun" dan "Medula sinculasis" pernah bercerita ,apabila negeri ini mau berkaca pada negara Oman. tentu kita kan lebih jaya lagi. Oman adalah negara kecil yang luasnya se pulau Jawa. Seluruh wilayahnya dikelilingi gurun, hanya mengandalkan penghasilan penjualan  minyak ,mentah dengan kuota hampir sama dengan Indonesia. Dan oman tidak mengikuti OPEC. Pengaturan pembagian yang jelas dari penjualan minyak mentah dunia mengantarkan kesejateraaan pada seluruh rakyatnya. sebagai misal sekolah gratis,ada  tunjangan hidup untuk warga negaranya, harga premium sekelas pertamax disana cuman 4000 an,  yang  di indonesia harganya dua kali lipatnya lebih, gaji polisi per bulan 400 juta,harga mobil sekelas lexus yang di Indonesia milyaran di sana cuman jutaan....apa yang bisa membuat itu terlaksana?  Good Governent tinggi, tingkat korupsi rendah. Oman  menempati peringkat ke 41  dunia.  bandingkan dengan Indonesia  yang menduduki peringkat 126,   masih unggul Vietnam  dan Nigeria di peringkat 121.(versi survei www.transparency.org dan www.icgg.org )
Dalam  sebuah diskusi yang hangat hingga subuh hari beberapa waktu lalu, ada pertanyaan "ketika semuanya sudah korup,rusak, bejat, bagaimana kita bisa merubah negeri ini ?"
 jawabnya : mulailah berubah dari diri sendiri, gaya hidup,mengubah dogma-dogma yang sudah ada, apa yang sudah di doktrinkan mari ditelaah. Seperti itukah kita?  
jaman ini mengarahkan kita menjadi  kaum  latta wal uzzwa di mana material menjadi Tuhannya manusia.Tanpa sadar kita menyembah berhala-berhala itu. Materialisme yang membabibuta!
 Saatnya pula menjadi kafir,terhadap ajaran materialisme yang membabibuta. walaupun kafir tetaplah syukur terhadap apa yang dibagikan Tuhan, jangan menjadi KAFIR KUFUR, jadilah KAFIR SYUKUR.Jangan terjebak ,terkotak-kotak pada jargon,istilah -istilah difinisi manusia. Berubah dari diri sendiri...kembali kealam budaya sendiri.....
Jangan mengharap perubahan dari pemerintah, Pemerintahan sudah super sibuk ngatur diri sendiri, Sibuk dengan proyek pencitraan diri,menampilkan muka-muka yang manis depan rakyatnya apalagi sekarang sudah mendekati pemilu,saatnya meraka sibuk menyusun strategi untuk memenangkan koalisi menjadi penguasa-penguasa bumi ibu pertiwi lima tahun kedepan......
Negara , pemerintah kita..tak pernah hadir dalam setiap kepedihan, kesakitan rakyatnya ,tangisan kelaparan anak-anak kita...Tak ada pemerintah di hati rakyat kecuali kata PEMERAS! 
Karena kita sendirian, maka harus pintar-pintar menyesuaikan diri. Sebagaimana filsafat Jawa, "EMPAN PAPAN".  ada saatnya berhenti,ada saat memacu keras, adakalanya harus memberontak keras. Diam tapi bersiasat kedepan. Dijaman yang serba tak pasti ini hanya akal budi dan hati nurani yang harus kita ikuti....
Yang terakhir tetaplah berjamaah,berkelompok dengan orang-orang seideologi, seiman. bersatu dalam prinsip,mengubah negeri ini menjadi lebih baik, ingat sapu lidi  adalah kumpulan dari kesatuan lidi-lidi. kalo sebatang lidi bukan disebut sapu...tetapi lidi.....
PERUBAHAN ITU DIMULAI DARI DIRI SENDIRI.....seperti kata che Guevara : "If you can change yourself, you can change the world !"
Adzan subuh berkumandang dari mushola samping rumah diskusipun usai  sudah.........bersalam-salaman sambil menyebut nama kawannya.....ada yang nyelethuk "koyok pilem pe-ka ii,nek koyo ngene...yo co" dan salah satu dari kami ada yang menggumamkan lagu yang pernah dilarang itu.....semua tertawa termasuk saya....
*********************************************
Seperti hari hari yang selalu kami lalui, setiap malam sehabis bekerja berkumpul bersama,untuk makan. Berteman televisi crt 14" inch, bertanya jawab apa yang terjadi seharian tadi. Dan tanpa meja makan, lauk terhidang, duduk bersama beralas tikar eva hijaunya pudar. 
Riuh piuh makanpun telah usai , menu makan sederhana telah tuntas, 
Bobor (sayur santan) daun talas muda, kemarin lampau aku petik di pinggir jalan tol Gempol. 
Tempe penyet dan sayur bening  daun kelor membungkam teriakan lapar para cacing-caing perut. 
Doa syukur sudah dibacakan,Rahman dan Yuma. 
Kami pun mengamininya......  
Angin berhembus keras melewati kisi-kisi jendela....
hujan  turun lebat.... 
Kemarau panjang kering menguningkan segala tanaman sudah berakhir,
tanah subur di sawah merekah ,
air hujan menyirami relung relung yang merekah keras!  
kemarau ini sudah berakhir.....@rawont untuk jurnal kecil saya.











Kamis, 04 Oktober 2012

PADA SUATU KETIKA (sebuah pesan)




Pada Suatu Ketika

oleh :Sujiwo Tedjo



Wong takon wosing dur angkoro
Antarane riko aku iki
Sumebar ron ronaning koro
Janji sabar, sabar sak wetoro wektu
Kolo mangsane, ni mas
Titi kolo mongso
Pamujiku dibiso
Sinudo kurban jiwanggo
Pamungkase kang dur angkoro
Titi kolo mongso



Senin, 10 September 2012

Antara Dalang Wayang , Kêlir , Balencong dan Suluk Gatholoco




Untuk mengisi kesumpekan hati yang meraja-lela dalam bathin saya, saya menyempatkan membuka file-file lama. Seraya memilah-milah mana yang harus saya buang dan tetap saya simpan. Akhirnya saya terantuk pada satu folder bernama GATHE'L. Penasaran saya buka ternyata adalah folder yang berisi Serat Dharmogandul dan Serat Gatholoco. Sayapun membaca "serat gatholoco", sebuah karya sastra Jawa yang dianggap fenomenal Dimasanya karya ini diterbitkan sampai saat ini karya sastra ini dianggap kontroversial karena mengkritisi secara pedas dan vulgar tentang pemahaman dan perilaku para muslim yang dianggap salah oleh GATHOLOCO, Gatholoco sendiri adalah tokoh utama dalam serat ini. Dalam untaian syair yang indah dalam susunan yang berurutan dari mijil hingga Kinanti, sang Gatholoco yang di gambarkan sebagai sosok orang biasa ,kelas proletar Jawa dengan penampilan amburadul jelek alang kepalang seperti saya.....ia digambarkan berpostur pendek dan kecil dengan rambut keriting, kulit wajahnya kasar, bermata kera (arah pandang mata yang tidak normal), alisnya tebal dan bertemu ujung keduanya, hidung pesek mulut maju, gigi gingsul besar berwarna putih, bibirnya tebal berwarna biru, janggut tumpul (tidak runcing) dan melebar jelek, pipinya kempot bentuk daun telinga maju (seperti telinga gajah), sedangkan leher besar dan pendek....hahaha lagi-lagi seperti saya.

Dalam Serat Gatholoco ini dikisahkan sebagai sosok lakon  Antagonis,berbadan pendek ,hitam ,badan tidak terurus, kemproh,pokoknya si Gatholoco ini disebut sebagai tokoh yang jelek luar dalam,bahkan namanyapun berkonotasi tabu,yaitu burung yang digesek-gesekkan pada.....(anda pasti sudah bisa menduga ). Dalam seratan ini , perjalanan spiritual Gatholoco dimulai dengan berdebat hebat dengan para kyai dari pondok pesantrian Rejasari. Setelah dihina oleh ketiga kyai tersebut sebagai bukan anak manusia sesungguhnya, akan tetapi anak Iblis Setan Brekasakan (makhluk yang tidak karu-karuan hidupnya), keturunan Memedi (makhluk yang menakutkan) atau Wewe (Jin perempuan yang berwujud jelek), Gatholoco mendengar akan hal itu, disebut sebagai anak Iblis ia sebagai manusia kebayakan marah.dan dalam pengaruh candu yang diuntalnya ,Gatholoco berdebat habis-habisan tentang kesejatian dengan para Kyai-kyai tersebut tentang ILMU KESEJATIAN. Dibawah rindangnya lindungan bayang-bayang pohon beringin di tepi jalan kisah ini berawal.

Gatholoco merupakan karya sastra Jawa klasik, berbahasa Jawa baru, berbentuk puisi tembang macapat berisi ajaran tasawuf dan ajaran filsafat hidup Jawa. Di dalam suluk ini sarat akan nasehat hidup, tentang hidup yang sederhana, rendah hati, dan tidak hanya memandang seseorang dari bentuk rupa fisik saja. Suluk Gatholoco mengandung banyak muatan ajaran hidup kesejatian,penjabaran kehidupan,sahadat sejati,penjabaran kedudukan manusia dengan Tuhannya, wayang dalam kehidupan, wanita,kehidupan rumah tangga,mati untuk hidup. masih banyak lagi.

Dari serat -serat yang pernah saya baca; Dharmagandul, Walisanga, dan Syeh Siti Jenar. Serat Gatholoco merupakan yang terlengkap, terlugas,bahkan tanpa babibu mengkritisi,mengungkap tentang sesuatu yang tabu dengan bahasa yang khas bahasa "PEMBERONTAKAN". Disinilah letak ke khasan seorang Jawa sebagai seorang pemberontak halus. Memlintirkan sesuatu yang tabu, kasar menjadi sesuatu yang halus penuh makna. misal nya makian ASU (anjing ) menjadi A -Su. A adalah tidak, SU adalah baik, jadi ASU adalah sesuatu yang tidak baik. Dalam kehidupan keseharian seorang Jawa tokoh wayang yang di idolakan adalah SEMAR, diasosiasikan sebagai sesuatu yang SAMAR, MANCOLO PUTRA MANCOLO PUTRI, seperti wanita seperti laki-laki, penggambaran MANUNGGALING KAWULO LAN GUSTI ....ahh jadi ngelantur

Pupuh III, Sinom, Pada (Syair) : 1-13 dalam serat Gatholoco dijelaskan tentang definisi wayang. Melalui bahasa yang lugas. si Gatholoco memberikan teka-teki pada 3 Kyai,yaitu ; Ahmad Ngarip (Ahmad ‘Arif), Abdul Jabar ,Abdul Manap (Manaf). " Dalang Wayang dan Kêlir (Layar), serta Balencong (pelita yang dinyalakan pada jaman dulu selama pertunjukan wayang kulit digelar) mana yang lebih tua, jawablah teka-teki ini, apabila kalian nyata pandai, pasti akan tahu mana yang lebih tua?"....

Pupuh III, Sinom, Pada (Syair) :1-13

Gatholoco nulya ngucap, Dhalang Wayang lawan Kêlir, Balencong êndi kang tuwa, badhenên cangkriman iki, yen sira nyata wasis, mêsthi wêruh ingkang sêpuh, Ahmad Ngarip ambatang, Kêlir kang tuwa pribadi, sadurunge ana Dhalang miwah Wayang.
 

Gatholoco lantas berkata, Dalang Wayang dan Kêlir (Layar), serta Balencong (pelita yang dinyalakan pada jaman dulu selama pertunjukan wayang kulit digelar) mana yang lebih tua, jawablah teka-teki ini, apabila kalian nyata pandai, pasti akan tahu mana yang lebih tua, Ahmad Ngarip (Ahmad ‘Arif) menjawab, Kêlir (Layar) yang lebih tua sendiri, sebelum adanya Dalang dan Wayang.

 
Balencong durung pinasang, Kêlir ingkang wujud dhingin, wus jumênêng keblat-papat, ngisor têngah lawan nginggil, mila tuwa pribadi, Abdul Jabar asru muwus, Heh Ahmad Ngarip salah, pambatangmu iku sisip, panêmuku tuwa dhewe Kaki Dhalang.

 
Sebab sebelum Balencong dipasang, Kêlir (Layar)-lah yang ada dahulu, sebagai perlambang empat penjuru mata angin, arah bawah tengah dan atas, makanya lebih tua sendiri, Abdul Jabar berkata lantang, Hai Ahmad Ngarip (Ahmad ‘Arif) kamu salah, jawabanmu itu keliru, menurutku yang lebih tua adalah Ki Dalang.

 
Anane Kêlir lan Wayang, kang masang Balencong sami, Wayang gaweyane Dhalang, mulane tuwa pribadi, tan ana kang madhani, anane Dhalang puniku, ingkang karya lampahan, nyritakake ala bêcik, asor unggul tan liya saking Ki Dhalang.
 

Adanya Kêlir (Layar) dan Wayang, serta yang memasang Balencong, Wayang buatan Dalang, makanya lebih tua sendiri, tiada yang menyamai, keberadaan Dalang tersebut, bahkan yang menjalankan wayang, menceritakan hal yang buruk dan baik, kalah dan menang tak lain adalah Ki Dalang.

 
Nulya Kyai Abdul Manap, nambungi wacana aris, Karo pisan iki salah, padha uga durung ngêrti, datan bisa mrantasi, tur remeh kewala iku, mung nalar luwih gampang, ora susah nganggo mikir, sun ngarani tuwa dhewe Wayang-ira.

 
Lantas Kyai Abdul Manap (Abdul Manaf), menyahut dengan pelan, Jawaban kalian berdua itu salah, sama-sama tidak memahami, tidak bisa menjelaskan, padahal itu teka-teki yang remeh, gampang dijawab oleh akal, tidak perlu susah berfikir, aku menjawab yang paling tua sendiri adalah Wayang-nya.

 
Upama wong nanggap Wayang, isih kurang têlung sasi, Dhalange pan durung ana, panggonanane durung dadi, wus ngucap nanggap Ringgit, tutur mitra karuhipun, sun arsa nanggap Wayang, ora ngucap nanggap Kêlir, ora ngucap nanggap Balencong lan Dhalang.

Seumpama ada orang yang hendak mengundang hiburan Wayang kulit, masih dalam jangka waktu tiga bulan sebelumnya, Dalang belum ada, tempat pertunjukan belum dibuat, sudah diucapkan kemana-mana hendak mengundang hiburan Wayang kulit, diberitahukan ke teman dan keluarga, bahwa aku hendak mengundang hiburan Wayang kulit, tidak mengatakan hendak mengundang hiburan Kêlir (Layar), tidak mengucapkan hendak mengundang hiburan Balencong maupun mengundang hiburan Dalang.

 

Wus mupakat janma kathah, kang tinanggap apan Ringgit, durung paja-paja gatra, wus muni ananggap Ringgit, mila tuwa pribadi, Gatholoco alon muwus, Abdul Jabar Dul Manap, tanapi si Ahmad Ngarip, têlu pisan pambatange padha salah.

Sudah sepakat semua orang, yang hendak diundang adalah hiburan Wayang kulit, belum juga ada terlihat hadir, sudah dikabarkan hendak mengundang hiburan Wayang kulit, makanya Wayang itu tua sendiri, Gatholoco pelan berkata, Abdul Jabar (Ab)dul Manap (Abdul Manaf), apalagi si Ahmad Ngarip (Ahmad ‘Arif), jawaban kalian semua salah.

Yen mungguh pamêtêkingwang, Balencong tuwa pribadi, sanajan Kêlir pinasang, gamêlan wus miranti, Dhalang niyaga linggih, yen maksih pêtêng nggenipun, sayêkti durung bisa, Dhalange anampik milih, nyritakake sawiji-wijining Wayang.

Menurut aku, Balencong itu lebih tua, walaupun Kêlir (Layar) telah dipasang, gamelan sudah ditata, Dalang dan para niyaga (penabuh gamêlan beserta sindhen-nya) sudah duduk, akan tetapi jika masih gelap tempatnya, pasti tidak bisa, Dalang memilah dan memilih, untuk menceritakan cerita satu-persatu dari tiap jenis wayang.

Kang nonton tan ana wikan, marang warnanira Ringgit, margane isih pêtêngan, ora kêna den tingali, yen Balencong wus urip, kanthar-kanthar katon murub, Kêlire kawistara, ing ngandhap miwah ing nginggil, kanan kering Pandhawa miwah Kurawa.

Yang menonton tak akan bisa melihat, kepada wujud setiap jenis Wayang, karena masih gelap gulita, tidak bisa dilihat mata, manakala Balencong sudah dinyalakan, menyala-nyala terlihat terang, Kêlir (Layar) akan tampak, dimana arah bawah dan arah atas, dimana kanan dan dimana kiri serta mana Pandhawa mana Kurawa.

Ki Dhalang neng ngisor damar, bisa nampik lawan milih, nimbang gêdhe cilikira, tumrap marang siji-siji, watake kabeh Ringgit, pinatês pangucap-ipun, awit pituduhira, Balencong ingkang madhangi, pramilane Balencong kang luwih tuwa.

Ki Dalang duduk dibawah pelita, mampu memilah dan memilih, menimbang besar kecilnya, terhadap setiap jenis, dari perwatakan tiap Wayang, sehingga mampu menyesuaikan ucapannya (dengan tiap karakter wayang kulit), sebab mendapat petunjuk, dari Balencong yang menerangi, oleh karenanya Balencong yang lebih tua.

Dene unining gamêlan, Wayange kang den gamêli, Dhalange mung darma ngucap, si Wayang kang darbe uni, prayoga gêdhe cilik, manut marang Dhalangipun, sinigêg gangsa ika, Kaki Dhalang masesani, nanging darma ngucap molahake Wayang.

Sedangkan bunyi gamêlan, mengiringi gerakan Wayang, Dalang hanya sekedar mengucapkan, dari suara tiap jenis Wayang, sedang tinggi atau rendah, menurut kehendak Dalang, berhentinya gamêlan, Ki Dalang yang berkuasa, akan tetapi sesungguhnya Dalang hanya sekedar mengucapkan dan menggerakkan Wayang sesuai dengan kisah yang telah ditentukan.

Parentahe ingkang nanggap, ingkang aran Kyai Sêpi, basa Sêpi Tanpa Ana, anane ginêlar yêkti, langgêng tan owah gingsir, tanpa kurang tanpa wuwuh, tanpa reh tanpa guna, ingkang luwih masesani, ing solahe Wayang ucape Ki Dhalang.

Kisah yang dikehendaki oleh orang yang mengundang, yang dinamakan Kyai Sêpi, kata Sêpi berarti Tidak Ada, akan tetapi Keberadaan-Nya sesungguhnya tergelar, langgeng tak berubah, tak bisa berkurang dan tak bisa ditambah, tanpa kehendak tanpa sifat, akan tetapi ada yang lebih berkuasa, diatas gerakan Wayang dan ucapan Ki Dalang.

Ingkang mêsthi nglakonana, ingkang ala ingkang bêcik, kang nonton mung ingkang nanggap, yeku aran Kyai Urip, yen damare wus mati, kabeh iku dadi suwung, tan ana apa-apa, lir Ingsun duk durung lair, têtêp suwung ora ana siji apa.

Yang membuat semua bisa bergerak, bergerak melakukan perbuatan jelek maupun baik, dari yang melihat hingga yang mengundang, yaitu Kyai Urip (Kyai Hidup), manakala pelita telah padam, semua jadi kosong, tidak ada apa-apa, bagaikan Ingsun (Aku) ketika belum terlahirkan, tetap kosong tidak ada apapun juga.

Basa Kêlir iku Raga, Wayange Suksma Sujati, Dhalange Rasul Muhammad, Balencong Wahyune Urip, iku upama Widdhi, Cahyane Urip puniku, nyrambahi badanira, jaba jêro ngandhap nginggil, Wujudira Wujude Allah Kang Murba.

Layar itu sesungguhnya adalah Raga ini, Wayang sesungguhnya Suksma Sejati, Dalang sesungguhnya Rasul Muhammad, Balencong adalah Percikan Hidup, bagaikan Hyang Widdhi sendiri, Cahaya Hidup tersebut, merata didalam tubuhmu, diluar didalam diatas dan dibawah, Wujudmu tak lain adalah Wujud Allah Yang Kuasa. ....


 

Minggu, 02 September 2012

21 st August

sometimes we can only dream,




ENTRAINMENT


Bila didalam ruangan kosong ada dua garpu tala yang senada,diletakkan  di  ujung yang berjauhan dan saling berlawanan. Apabila satu garpu tala  dibunyikan,maka garpu tala yang kedua akan menangkap getaran frekuensi garpu tala tersebut,kemudian bergetar mengeluarkan bunyi yang senada dengan garpu tala tersebut. Itulah yang disebut ENTRAINMENT. 
***********************

Entrainment, istilah yang saya temukan ketika membaca buku teori   fisika  di sekolah menengah dahulu .Saya tidak akan membahas jauh  tentang apa,bagaimana dan penjabaran dari istilah tersebut.  Entrainment terjadi karena ada harmonisasi dari dua nada. Proses harmonisasi nada ,karena : memang bernada sama , mengikuti nada yang terkuat atau saling menyeimbangkan. Lebih jauh di alam sekitar kita semua sudah tercipta harmonisasi , yang Maha rumit dan sempurna. Lihatlah sekuntum bunga, lihatlah tanaman,pohonan disekitar kita. mereka mempertahankan keseimbangan dan berharmonisasi tanpa bersusah payah. Alam kita selalu mengharmonisasikan dirinya dengan caranya sendiri. Ada sebuah ungkapan seperti ini : " Apakah bunga melati yang ada di taman itu,bekerja keras dan hilir mudik ? " Atau dengan bahasa yang lebih sederhana, " Apakah bunga itu berusaha menjadi bunga ?" . Apakah pepohonan berusaha keras supaya menjadi pohon? ... TIDAK, mereka tumbuh begitu saja, menjalani apa adanya.Walaupun mereka tumbuh begitu saja apakah bunga tumbuh dengan sembarangan, cobalah perhatikan dengan seksama, semua dapat dirumuskan secara tepat dan matematis. Hitunglah jumlah daun bunga,putik sari, benang sari. semuanya tepat sempurna. Bunga  Melati  mungkin bagi saya , hanyalah setangkai kumpulan kelopak bunga berwarna putih ,mempunyai bau harum semerbak. Tetapi bagi seorang pembuat minyak wangi maka bunga melati adalah sumber bahan wewangian yang bisa diekstraksikan menjadi subtansi lain.Bagi seorang pembuat teh maka bunga melati bisa dikeringkan untuk membuat "Jasmine Tea". Bagi seorang terapis herbalis bunga melati bisa digunakan untuk terapi relaksasi....jadi menurut saya alam kita dan isinya sebenarnya adalah  kumpulan dari garpu tala-garpu tala.Jangan Lupa kita sendiri adalah juga GARPU TALA .Saya dan anda akan ber entrainment jika kita sudah bernada sama atau berharmonisasi dengan alam .....
Saya selalu bersemangat ketika melihat matahari muncul dari timur. Saya selalu merasa bahagia ketika melihat pelangi yang melengkung indah. atau ketika  suatu sore duduk di bangku taman yang indah di tepian pantai,  angin bertiup lembut ,debur ombak sayup-sayup, memandang matahari tenggelam di temani orang tercinta?  
Peristiwa-peristiwa  tadi ,seperti yang saya sebutkan diatas adalah bagian efek Entrainment yang secara langsung dapat saya rasakan dengan pancaindra .
Semua hal diatas memiliki kapasitas membangkitkan gairah juga sebagai sumber ilham,dalam kenangan memori otak dan batin . Setiap individu akan ber-entrainment sesuai kapasitasnya. Seorang pelukis akan menuangkannya dalam coretan dalam kanvasnya, seorang photografer akan mengabadikannya dengan fotonya, penyair akan menulis dalam tatanan kata-kata melalui bait-bait puisinya. Mungkin ini yang dimaksud dengan ENTRAINMENT, kurang lebih.....kurangnya untuk saya lebihnya buat anda....ada pepatah jawa berkata : TUNO SATHAK BATHI SANAK...artinya untungnya kurang tetapi labanya dapat saudara.....(kok nggak nyambung?)

@rawont untuk jurnal kecil saya.