Minggu, 05 Januari 2014

tiga satu tiga belas




Tiga puluh satu desember
Akhir tahun dua ribu tiga belas
Sisa waktu sudah di hitung
Sedari satu tahun yang lampau
Ada kegembiraan ada duka pula
Dalam bimbang memaknainya
Ada Tanya pertanyaan sampai dimana?
Hidupmu sekarang sampai?
Lalu dengan hembusan nafas mu
Kau hela hati  risau dengan nyanyi
Lagunya adalah sama dari tahun itu
Ketahun yang sekarang.
‘auld long shine'
Apa kabar ibu?
Dadamu masih terbakar
Karena kemo yang disuntikkan?
Bagaimana bapak?
Terbujur di kuburan itu
Bagiku itulah tempat terdamai dibumi
Toh juga sekarang tak perlu berpikir
Tentang listrik yang naik
Beras naik.dolar naik
Devaluasi rupiah yang hancurkan
Toko kita, atau uret yang menguningkan daun
Daunan kebun salak kita.
Rinduku pada mu pak
Terobati sudah  oleh lahirnya cucumu.
Ibupun menua perak rambutnya
Jajanan buatannya masih enak
Seperti dahulu
Ah rohul yang terjebak dalam wadag
Menua dalam himpitan masa
Rentan dalam duka,lara, nestapa
Jiwa selalu merdeka dalam nafas keabadian
Ada kegembiraan ada duka pula
Dalam bimbang memaknainya
Ada Tanya pertanyaan sampai dimana?
Hidupmu sekarang sampai?
Hujan gerimis membasahi desember
Akhir tahun akan sampai saatnya
Kalanya orang meluapkan rasa gembira
Menyalakan langit dengan kembang api
Menyuarakan hingar bingar pada hening
Susuri aspal ke aspal pikiranku
Adalah kanak-kanak  itu
Jagoan-jagoan titipan Tuhan
Malam ini pintanya bermalam tahun baru
Hujan rintiknya jarang bukan halangan
Sampai pesta dilangit selesai
Usai itu  lalu pulang.
Kanak-kanak itu ocehannya
adalah tentang  kembang api
Cahaya warna warni di langit
Kalahkan kerlap –kerlip bintang
Sorak sorai terompet
Menutup desir angin  juga keheningan.
Ah rohul yang terjebak dalam wadag
Aspal tak terputus oleh antrian mobil
Berbahagia sejenak menikmati
Halusinasi cahaya warna warni
Penatnya masa kemarin lupakanlah
Marilah sejenak mabuk
Dalam euphoria  tahun baru.
Kali ini .
31 desember 2013.@e.rahmawan