Minggu, 06 Mei 2012

ANTARA TITUS,JACQUE MARTIN DAN WIJI THUKUL



TITUS berkata : “sekarang sudah jam setengah sembilan malam ...” bus ini masih menyusuri lorong-lorong sebelum memasuki highway menuju suburbia tempat aku bermukim.Sebagai pekerja aku adalah Urban. Urbanisasi aku lakukan setiap hari. Mereka menyebutku”orang pinggiran cari makan dikota”...

Menurutmu apa yang memaksa aku serta orang-orang itu untuk melakukan ini?Berbondong berdesakan merelakan waktunya terbuang 4 jam tiap harinya ,kadang duduk jika beruntung,atau berdiri jika terpaksa....Aku akan menjawabnya untukmu. Aku belum mampu beli rumah ditengah kota ,gaji ku tak bersisa untuk bayar angsurannya.Suburb ,pinggiran,perbatasan adalah jawabannya....Aku memilih membuang waktuku 4 jam duduk didalam bus ini. Inilah apa yang aku bisa genggam sekarang....ya saat ini.

...............................
Waktu yang diisi keluh akan berisi keluh
Waktu yang berkeringat karena kerja akan melahirkan
Serdadu-serdadu kebijaksanaan
Biar perang meletus kapan saja
Itu bukan apa-apa
Masalah nomer satu adalah hari ini
Jangan mati sebelum dimampus takdir
(petikan puisi “SUKMAKU MERDEKA"-WIJI THUKUL)
..........................

Hari ini adalah hari Jum'at, hari istimewa .Bukan karena ini hari,ada anjuran untuk”membunuh setan” di ranjang ,di rumah kita masing-masing, dengan pasangan masing-masing,tak boleh dengan pasangan tetangga sebelah...ehm...bukan itu ! Hari ini istimewa karena hari ini adalah Jum'at pertama setelah gajian.Aku berkesepakatan dengan anakku,menjadikan hari Jum'at sebagai “meeday”...world noodles day! Hari ini istimewa karena aku membelikan “mee goreng tuaran” kesukaannya. Seperti aku ,dia suka banyak sayur dengan kuah tak banyak tidak pula kering....ya memang buah tak akan jauh dari pohonnya!

TITUS berkata lagi: “sekarang sudah jam setengah sepuluh malam ...” Bus berhenti di Halte pemberhetian biasanya....langkahku bergegas menuju rumah .Sekiranya 15 menit aku berjalan.keringat menitik dari dahi,leher,pungung dan ketiakku....

Anakku sudah menunggu,dari balik tirai jendela kamar depan ia mengintip,matanya yang lebar dan senyuman manisnya sudah tersedia bersama dua gelas teh panas ketika aku membuka pintu. Sebagai orang dewasa aku sudah bisa ,menebak apa yang ada dikepala makhluk kecil manis itu..... kran air kuhidupkan gemricik memecahkan sunyi,aku mandi...

....................................
sebelum datang
di ladang jagung dirumput airnya
katak-katak masih serempak,
telanjang bulat mandi di sumber
katak-katak berhenti sama sekali
saya mengganggu kesunyian ?
saya merindukan sunyi.
batin yang ramai
ditikam kanan kiri
inti suara sang sunyi
(petikan puisi "MANDI" wiji thukul)
....................................

,Kuhampiri si manis berambut setengah ikal. Ia sudah menunggu lama,Teh ku masih utuh segelas ,tehnya tinggal setengah...lapar katanya ,"Makan tuh meenya...keburu dingin nanti tak enak..." kataku...
Kami makan mee bersama,seperti biasa celotehnya bercerita apa yang dialaminya ini hari tadi...sekolahnya,teman-teman menggangunya, sampai pak guru yang menayakan tentang apa kerja mamanya.... aku jadi tertawa sendiri setiap mengingat expresinya jika bercerita....ahhh si pipi gembul ini satu-satunya hiburanku .Mee goreng Tuaran ludes habis sudah....kamipun bercerita banyak tak habis-habisnya.sampai kantuk memojokkan kami ke alam tilam.

Seperti biasa sebelum tidur mulutnya melafalkan doa ,pengharapan dan harapan-harapannya; agar selalu sehat,dimudahkan dalam belajar matematika,jadi juara dan kebanggaan saudara ,orangtuanya.Disebelahnya aku melirik bangga.,”mama ..jika boleh,liburan ini saya ingin tamasya melihat museum bahari,berkeliling kota dengan bus...boleh ya mama...” Akupun mengangguk pelan,ia pun bersorak gembira “yeeee..terima kasih mama.. ,selamat tidur mama...”

...............................

anjing nyalak
lampuku padam
aku nelentang
sendirian
kepala di bantal
pikiran mengawang...
(“CATATAN MALAM”wiji thukul)

.................................


Giring-giring berdenting dari speda angin sekuriti. Tiang lisrik besi di pukul satu kali. Jacque Martin di tangannya menunjukkan pukul satu dini hari. Rokok putih terjepit di antara jari telunjuk dan tengah. Asapnya berbau sangit menembus langit hitam di saluti halimun tipis. Apa yang di dalam alam pikirannya tak seorangpun yang tahu, tak boleh ada yang tahu.Tersimpan rapih seperti buku-buku nasibnya. Melihat diatas langit ia pun berkomat-kamit berdoa untuk siapa? Tak seorang pun tahu.
Sesekali terbatuk-batuk,tetap saja ia hirup dalam-dalam asap itu. Kemudian di hembuskan perlahan sekali. Ya perlahan sekali......

.........................................

pertemuan perpisahan, kehilangan dan penemuan
pertemuan perpisahan,pengalaman manik-manik mata
setelah kandas menyelam di hatimu:bunga makna semi
jiwa mekar segar di lubuk perenungan
(kerajaan penjara bubar)
lepas bebas datang dan pergilah
rasa sakit terentang arti merdeka
(dari: 16 SEPTEMBER, Wiji Thukul)

..........................................

Galau pada guratan nasib, memaksanya untuk mencapai titik imbang kesadaran-kesabaran, menata- menitinya,menerima -menjalaninya. Bagai menulis diatas pasir ia pun tak tahu kapan akan terhapus,atau terbaca. Mungkin ia akan seperti bunga berduri di pasir hitam pantai Parang Teritis. Menggelinding kesana kemari tertiup semilir angin. Ia bukan menyerah, mencari harmonisasi. Ia bukan kalah,engkau salah! Air kuat karena ia berharmonisasi. Dari kencing hingga air minum kemasan ia berubah bentuk juga rasa tetapi tetap ia adalah air.

..........................................

seorang lelaki kelana di dunia batin
kembali tanya siapa nama dirinya
mata angin mana membimbing pulang
hanya kepadanya ia akan menyerah

seorang lelaki kelana di dunia batin
merambah gapura hakikat ada dan tiada
menganga menguak tabir nasib
melihat isi alam raya dalam manusia
bebas dan merdeka
(puisi :seorang lelaki kelana di dunia batin,Wiji Thukul)

..........................................

lelaki itu kembali berkomat-kamit doanya menggema dilangit-langit tenggorokannya. Membumbung hingga langit tinggi. Dengan cara bahasanya ia memohon, pada Tuhan yang Maha Universal. Sebisa ia mampu.....untuk istri-istrinya,untuk anak-anaknya. Di masa lalu atau sekarang, di alam hayat atau baryah, titis atau teritis, yang ber reinkarnasi sebagai apa saja atau apapun.

Rokok putih pun dipadamkan,asap putih meliukpun hilang tinggal satu noktah hitam arang di perut asbak! Dan Jacque Martin di tangannya menunjukkan pukul dua dini hari.....

@rawont Mei 2011