Senin, 13 Februari 2012

DEFINISI MAKAN ENAK

saya teringat kata-kata yang pernah terlontar dari beliau panutan spiritual saya yang sangat saya hormati :
"mangan enak iku opo yo kudu lawuh daging..?"..
setahun yang lalu kata -kata itu terucap oleh beliau.. setelah saya bertanya kepada beliau "bagaimanakah bahagia itu ?".Beliau tidak menjawab pertanyaan itu...dan mengatakan jawaban itu sudah ada dan hanya bisa di jawab oleh diri maseko sendiri...dan saya terus berusaha mencari,mencari dan terus menggali...saya bertanya kepada siapa saja yang akrab dengan saya ..dari istri saya..bekas pacar saya...kangmas tunggal petarangan saya...adik saya..teman karib saya...dan saya tidak dapat menemukan jawaban pas menurut hati saya...dan semalam ketika saya sudah hampir melupakan semua pertanyaan-pertanyaaan tentang "kebahagiaan" itu..saya teringat kata-kata beliau"mangan enak iku opo yo kudu lawuh daging.."dan semuanya GAMBLANG terjawab...semua tergantung diri saya..bagaimana menetapkan standar kebahagiaan itu...dan seberapa tinggi saya mengibarkan bendera kebahagiaan adalah terserah diri saya...

meminjam kata-kata seorang filsuf india : perasaan bahagia..itu seperti kita naik 
kapal terbang KEBAHAGIAAN...dimana kita bisa terbang karena melewati landasan DUKACITA..atau ketika kita memasuki sebuah ruangan KEBAHAGIAAN..dipojok ruangan itu sudah ada pintu ke ruangan DUKACITA..
kebahagiaan itu menurut saya tidak bersifat mutlak dan pemanent...apakah kita akan terus terbang dengan pesawat KEBAHAGIAAN? tidak menurut saya..suatu saat kita harus turun ke bandara duka cita..

berbekal dari kata kata bahasa jawa ngoko dari beliau paduka yang terhormat "MANGAN ENAK OPO YO KUDU LAWUH DAGING..NAK MANGAN TEMPE TAHU BERARTI ORA ENAK?"...Saya mulai mereposisi diri saya pada titik dimana saya harus mencari apa yang membuat makan itu enak walau tanpa daging...dan saya sudah menemukannya..yaitu RASA BERSYUKUR bahwa saya bisa makan hari ini..hari itu..dan hari kemarin.
dan saya sekarang tahu..bahwa kebahagiaan yang sejati itu tidak perlu saya jabarkan..dengan dialektik yang muluk-muluk...biar lah saya yang menyimpannya KHUSUS untuk diri saya pribadi..kebahagiaan sejati tidak terkait dengan zat kebendaan..ia terlahir dari ruh batiniah saya...dan kebahagiaan anda tak perlu disamakan dengan kebahagiaan saya,..dan kebahagiaan saya tidak lah harus sama persis dengan kebahagiaan anda..

#diinspirasikan dari perenungan saya semalam 4-5 Agustus 2011 @maseko rawont

aya consumption